Back
/ 32
Chapter 13

Chapter 13

The Night Pleasure (Watty's 2021)

Author POV

Setelah seminggu berlalu, selera Taehyung terhadap Jungkook tak sedikit pun berkurang. Jungkook pun tak pernah merasa puas dan selalu merasa bergairah terhadap Taehyung.

Taehyung terus memperhatikan Jungkook, pemuda itu duduk mantap diatas punggung kuda. Ya mereka berdua sedang berada dipacuan kuda, untuk menikmati waktu berdua mereka selain dikediaman Taehyung, pun sekalian memperkenalkan hubungan mereka ke publik.

Taehyung tersenyum pada Jungkook, kucingnya dalam balutan setelan berkuda. Jungkook terlihat bak bidadari. Jungkook memang memancarkan pesona, namun tak mencolok.

Tidak, Jungkook itu unik, keelokannya terlalu lembut dan sulit didefinisikan. Para berkuda lain melewati mereka, menggunakan berbagai aksesoris berhiaskan bulu, menggunakan perhiasan berkilau yang berlebihan. Namun permata disisinya membuat mereka terlihat rendah. Jungkook sempurna.

"Taehyung!" Taehyung pun memperlambat laju kudanya, mengalihkan perhatian kearah suara tersebut. "Senang bisa melihatmu kembali, setelah sekian lama." lanjut pria itu, Park Bogum.

Teman lama sekaligus kolega Taehyung di salah satu perusahannya. "Senang melihatmu juga, Park Bogum." senyuman diberikan Taehyung padanya. Bogum melihat seorang pemuda bersisian dengan Taehyung. Tampak sedikit terkejut. "Jeon Jungkook? aku tak mengira kau akan berada disini." ujar Bogum dengan mengangkat sebelah alisnya.

Tak menyangka kehadiran Jungkook ada disini dan berada cukup dekat dengan Taehyunh. Pun diri Jungkook yang terlihat berbeda, lebih cerah dan wajahnya tampak cukup bersahabat. "Ah..Park Bogum-ssi, apa kabar? kau kolega ayahku benar?"

"Ya Jungkook-ssi, kau benar. Kenalkan aku pun kolega dari pria yang berada disebelahmu ini." balas Bogum lebih ramah, mencairkan kecanggungan.

"Jungkook, kuharap kau tak terlalu dekat dengannya, karena benar-benar pria yang berbahaya." potong Taehyung sekenanya, merasa sedikit terabaikan. Kikikan terdengar. Jungkook merasa lucu dengan sindiran Taehyung tentang temannya ini.

"Senang melihatmu kembali Kim Taehyung, dan Jeon Jungkook-ssi senang berbicara denganmu kembali, sampai berjumpa Tuan Kim dan Jeon, aku duluan. permisi." pamit Park

Bogum setelah berbincang singkat dengan Jungkook dan Taehyung. Meninggalkan kedua sejoli itu kembali sendiri.

Beberapa saat keheningan, Jungkook bertanya pada Taehyung, "Kenapa Tuan Park Boguk menjadi orang yang senang saat kau kembali ke sini?" ujarnya melanjutkan laju kudanya perlahan, tanpa menoleh.

"Dia hanya sedang mencoba menggali informasi untuk bahan menyebarkan gossip." Mendengarnya Jungkook menganggukkan kepalanya perlahan. "Asal kau tahu saja, kau adalah ikan paling camtik yang bisa dipamcing di kolam, sayangku. Bagaimana rasanya menjadi pusat perhatian?"

Jungkook menegang, memperhatikan sekelilingnya yang melihat pandangan orang padanya saat ini. "Aku tak yakin, aku pantas untuk menjadi pusat perhatian, Taehyung." dengan ragu Jungkook membalas, sambil menggigit bibir bawahnya gugup.

"Kau terlalu meremehkan dirimu sendiri, Jungkook." senyuman penuh ketenangan Taehyung tunjukan kepada Jungkook. Meyakinkan Jungkook bahwa dirinya lebih dari yang ia ketahui.

~~~

"Sudah merasa cukup selama kegiatan kita ini?" Jungkook menggeleng, tidak mau mengaku lelah. "Ayo kita selesaikan jalan-jalan ini. Tidakkah kau berpikir begitu, Taehyung?" Jungkook menatap langsung mata tajam namun penuh kelembutan didalamnya itu.

"Denganmu, tak masalah. Kau pun telah berlaku baik, mungkin aku akan memberikanmu hadiah." Tanpa sadar, Jungkook sedikit menggeliat diatas pelana kudanya. "Dasar mesum!" ujarnya penuh canda.

"Kau terus saja mengatakan hal buruk itu padaku, Jungkook." seringai muncul di sudut bibir Taehyung. Jungkook balas tersenyum, suasana hatinya kembali baik. "Kau memang jahil, Tuan." melirik Taehyung singkat, membawa kudanya kembali ke kandang, bersiap menuju tempat lainnya.

"Kau sama sekali tak tau, Kook-ah." bisik Taehyung lirih, tak terdengar oleh Jungkook yang sudah berlalu lebih dulu.

~~~

Mereka berdua memilih menikmati waktu di salahsatu restoran sederhana yang cukup dekat dari lokasi berkuda mereka tadi.

Melanjutkan perbincangan ringan sambil menikmati pesanan mereka. Namun, saat Jungkook mengedarkan pandangannya kesekitar, ia melihatnya.

Kim Mingyu. Baru tiba, sedang berjalan santai, dengan bajunya yang tampak casual, Kemeja biru polos, celana bahan hitam dan model rambut yang dibiarkan acak, tampak cukup panas. Terbukti beberapa pasang mata mencuri lirik padanya.

Jungkook menundukan kepalanya, menegaskan diri bahwa Mingyu tak akan mengenali atau mengingatnya, apalagi mengakui pernah berkenalan.

Beberapa langkah lagi Kim Mingyu akan melewati mereka. Jungkook menahan napas. "Kim Taehyung!" Mingyu mendekat kearah meja mereka. Taehyung menoleh kebelakang.

"Mingyu," Taehyung membalas sapaan Mingyu, terdengar kurang bersahabat tapi mempertahankan ketenangannya. "Aku tak pernah berpikir kau akan senang menghabiskan waktu direstoran seperti ini. Merasa putus asa untuk bisa berbaur dengan masyarakat?"

Jungkook terkesiap atas sindiran Taehyung, yang terang-terangan, dan agaknya terkejut dengan kebencian Taehyung terhadap Mingyu. Mingyu beralih pada Jungkook saat mendengar terkesiap, lalu menatap Taehyung kembali.

"Yang menarik, aku juga bisa mengatakannya padamu dan lebih akurat." Mata Taehyung menajam, kemudian menghembuskan napasnya panjang. "Aku kembali untuk memulai hidup dari awal. Maafkan kebiasaan lamaku, Mingyu. Kebiasaan lama sulit dihilangkan."

Tatapan Mingyu terlihat berhati-hati, saat pria itu menilai kejujuran perkataan Kim Taehyung. Jelas sekali otu adalah tanda perdamaian. "Memang benar." Mata Mingyu kembali menatap Jungkook.

Saat itu juga Jungkook menyadari bahwa Kim Mingyu mengingatnyam Keterkejutan dan kekaguman Mingyu terhadap penampilannya yang baru membuat jantung Jungkook berdetak kencang.

Kim Mingyu pernah melihatnya sebelum ini, tapi baru sekarang Jungkook berhasil menarik perhatian pria itu.

Berminggu-minggu lalu, mungkin Jungkook akan menganggap ini sebuah kemenangan, namun dengan adanya Taehyung disisinya sekarang, rasanya menjadi mimpi buruk.

"Jeon Jungkook, iya kan?" tanya Mingyu dengan sopan, tatapan matanya begitu intens, mengabaikan Taehyung untuk beberapa saat. "Iya."

Jungkook berusaha sekuat tenaga agar suara terdengar lebih tenang. "Meskipun aku terkejut kau masih mengingatku."

"Tentu saja aku mengingatmu." Mingyu tersenyum ramah padanyam "Mungkin hari itu di taman kau nyari pingsan karena panas yang terlalu menyengat. Aku yakin sekarang kau sudah pulih sepenuhnya."

Mata Jungkook terbelalak saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Kim Mingyu, yang menjadi cinta pada pandangan pertamanya, namun sekarang menjadi salah satu mimpi buruknya. Pipinya sedikit merona mengingat masa itu, memalukan.

Tatapan menggoda Mingyu dilayangkan kepada Jungkook. Merasakan perasaan bergelenyar karena pesona seorang Kim Mingyu lagi.

Namun Jungkook pun bisa merasakan gelombang kecemburuan dari Taehyung dihadapannya. Tatapan tajam penuh arti saat Taehyung memperhatikan interaksi keduanya.

Sungguh suatu keterkejutan. Untuk bisa merasakan gelombang kecemburuan dari kursi diseberangnya, kursi Kim Taehyung.

Mata Taehyung memancarkan keposesifan, semuanya adalah pengalaman baru untuknya dan tak pernah Jungkook duga selama bersama pria itu.

Apakah aku sudah menjadi seliar itu? Bisakah seorang oemuda menginginkan dua orang pria disaat yang bersamaan.

Suara kasar Taehyung yang menyela mereka mengakhiri spekulasi Jungkook. "Sayangnya, kami terburu-buru, Mingyu. Selamat siang." Taehyung mengenggam tangan Jungkook lembut.

Menariknya berdiri, memberi tatapan datarnya pada Mingyu, memilih pergi dari hadapan Mingyu. Memaksa Kim Mingyu untuk menggeser dan memberi jalan keduanya.

Taehyung secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya terhadap perhatian yang diberikan Kim Mingyu kepada kucingnya, terlebih lagi Taehyung juga memberikan tatapan peringatan kepada pria itu.

Mengambil minumnya, menyesapnya hingga habis, meminta Jungkook pun meminum minuman pesanannya juga. "Ayo, Jungkook." nada suara Taehyung terdengar dingin, meminta pada Jungkook untuk mengikutinya pergi. Dan Jungkook dengan terpaksa mengikuti.

~~~

Kim Mingyu memandangi kepergian keduanya yang terburu-buru dengan bingung. Jadi Kim Taehyung ingin memulai hidupnya yang baru ya? Tapi kebiasaan lama sulit untuk dihilangkan bukan.

Dan Taehyung tahu itu. Mingyu melihat kesan takut di wajah Taehyung. Tampaknya, Taehyung tidak lagi mau berurusan dengannyam Itu sebabnya Taehyung memilih pemuda biasa-buasa saja, agar kejadian lampau tak terulang lagi, karena pemuda semacam itu tak bisa menarik perhatiannya.

Jeon Jungkook yang malang. Siapa itu yang mengira bahwa pemuda penyendiri itu layak untuk dirayu?

Mingyu tersenyum dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda. Ia memastikan Jeon Jungkook akan berada diatas tempat tidurnya, dan memastikan bahwa tidak ada seorang pun, terlebih lagi Kim Taehyung, yang bisa mengalahkannya dan melupakan masa lalu itu.

Delapan tahun melarikan diri tidak ada gunanya, Kim Taehyung. Akan kupastikan kau menjumpai mimpi burukmu. Nyawa harus dibayar dengan nyawa juga sama halnya dengan yang lain. Tak ada yang pantas untuk dikasihani.

TBC~

Ey Yo! kembali lagi dengan chapter baru, konflik kecil sudah muncul, perlahan kita akan ke konflik sesungguhnya dari 2 orang mantan teman ini..

so.... Jangan lupa untuk vomment nya dan terima kasih juga untuk kalian yang sudah vomment sebelumnya.

Terima kasih kembali untuk semua dukungannya😭

Menyayangi kalian dengan bersungguh-sungguh💜

I Purple U

Swaggy

Share This Chapter