Chapter 5
The Night Pleasure (Watty's 2021)
Author POV
Kim Mingyu bersandar pada kursinya, satu alis terangkat saat melihat kartu yang ia pegang. Menghela napas panjang. Tampaknya, kali ini dewi fortuna tidak berpihak padanya.
Dimasa lalu, permainan ini merupakan andalannya mendapatkan pundi-pundi sampingan yang menyejahterakan dia selain sebagai seorang CEO.
Namun, belakangan semua yang ia lakukan dalam permainan ini, membuatnya mengeluarkan semua emasnya perlahan kepada saku lawannya.
Meski begitu, ia terlalu berpengalaman untuk membiarkan kegelisahannya diketahui orang lain. Ia sengaja memasang ekspresi bosan, menegaskan ia pria yang memiliki urusan lebih penting dari ini.
Mingyu berhasil menyunggingkan senyum lemah kepada Tuan Joshua, lawannya diseberang sana. "Kau mau menyamai taruhanmmu, atau kau memilih untuk menyerah, sobat?" sindir Joshua.
Itu hanyalah gertakan untuknya, dan Mingyu bertanya-tanya apakah pria itu menyadari bahwa ia telah kehilangan berapa banyak uang untuk beberapa bulan terakhir.
Sebagai orang yang mengalami pasang surut dimeja judi, Mingyu merasa sedikit gelisah, jika teman-teman mengetahui kondisinya saat ini.
Yang diambang kebangkrutan. Ia membutuhkan pengalihan, "Ada kabar terbaru, hyung? Kau tidak banyak bercerita tentang gosip yang hangat saat ini. Hal itu membuatku bertanya apakah kau terlalu sibuk akhir-akhir ini."
"Taehyung telah kembali."
"Apa?" darah Mingyu memanas dan adrenalinnya meningkat. "Itu mustahil! Rumor semacam itu sudah ketinggalan zaman, Joshua-hyung." sargah Mingyu. Joshua menatapnya tajam.
Pria itu mungkin sudah mabuk berat, tetapi tetaplah seorang pemain kartu yang tangguh, dan mampu menyampaikan akurat.
"Yah, kalau begitu kemarin aku melihat rumor itu dari kejauhan di pesta Tuan Min. Doa adalah sosok yang menonjol, hampir tidak mungkin aku salah mengenalinya, Gyu. Aku dengar kekayaannya meningkat beberapa kali lipat dari sebelumnya."
Cengkraman Mingyu pada kartu menguat. "Si pecundang kembali, sungguh sebuah kejutan." berusaha terdengar tenang, namun dalam hati merasa muak dengan berita terbaru itu.
"Sepertinya ia kembali untuk menyingkirkan hantu masa lalunya. Dan dengan kekayaan melimpah untuk membuat semua orang melupakan kenapa dulu ia melarikan diri."
Bahu Mingyu menegang. Ia tahu bahwa pria itu tidak memiliki kekuatan melawan ataupun mengalahkannya dimasa lalu, tetapi jika Taehyung bisa melakukannya, maka habislah ia.
Dengan informasi yang baru diketahuinya barusan, musuh bebuyutannya sudah muncul kembali, kegelisahan Mingyu bertambah dua kali lipat dibanding sebelumnya.
Mingyu meletakkan kartu, memberi isyarat pada pelayan wanita agar mencatat utangnya malam ini, "Aku permisi, Tuan Joshua."
Berdiri dengan tegap dan berlalutanpa menunggu tanggapan Joshua, menuju ke ruang tamu. Dia melewati tirai beludru yang memisahkan ruang judi dengan ruang lainnya.
"Yang mana yang anda inginkan, Tuan?" Julian mengamati ruangan itu, matanya memeta ruangan, menilai satu persatu pria manis yang beraneka macam, untuk merangsang dan memikat pria tangguh yang akan memilih mereka dan membawa mereka kesalah satu kamar yang disediakan dirumah itu.
Mingyu tersenyum saat melihat salah satu pelacur, dengan rambut lurus cokelat dan tubuhnya mungil namun tampak padat dibeberapa bagiannya. Yang mengingatkannya pada sosok hantu yang pernah ia dan Taehyung perebutkan dan mereka nikmati bersama. "Aku menginginkan dia."
~~~
"Katakan lagi kepadaku kenapa kita berada disini?" tanya Jimin dengan jail, menikmati pelototan dari sahabatnya. "Kau yang selalu membujukku untuk lebih sering pergi keluar," jawab Taehyung dengan ketus, matanya sudah mulai menyusuri ruangan itu.
Pesta lain dari Tuan Min yang tak tertutup sebelumnya. "Lagi pula, kau juga diundang ke sini. Dengan cara apa lagi aku bisa meyakinkan masyarakat yang beradab ini bahwa aku adalah pria yang baru."
"Ah ya, melototkan mata seperti singa mencari mangsa, bukan teknik yang aku rekomendasikan, tapi silahkan saja, jika orang-orang nanti akan memandangmu ngeri dan menjauh, setidaknya tunjukan hal menarik darimu untuk disaksikan." ujar Jimin secara main-main.
Taehyung menghela napas dan mengubah ekspresinya, tergelak saat menyadari bahwa sahabatnya memang benar. Dibalik pencarian ini, ada konsekuensi tak kasat terhadap reputasinya.
Berkeliaran dan menakuti tamu yang lain tidak membantu, menghilang ketakutan orang terhadap sang 'Deadly CEO'. Apalagi, ia tidak secara pribadi diundang ke pesta ini dan hanya datang menemani Jimin.
"Serius, Tae." Jimin mencondongkan tubuh kearah Taehyung dan memelankan suaranya agar tak dapat didengar oleh orang lain.
"Kenapa kita berada disini? aku sulit membayangkan bahwa tiba-tiba saja kau terdorong untuk menari dengan para muda-mudi yang malu-malu, agar kau bisa membuat ibu mereka berlari kesana kemari mencari minyak telon untuk menyadarkan anak mereka yang pingsan."
Taehyung menggeleng, senyum simpul terpantri. "Memangnya kenapa? aku suka menari." jawab Taehyung sekenanya.
"Yang kutahu kau membencinya sama sepertiku, dan kau pernah mengatakan kepadaku lebih suka makan batu kerikil daripada datang ke pesta dan menari."
"Benar, sayangnya, pernyataan itu masih berlaku sampai sekarang. Tapi, karena kita sudah berada disini, mungkin sebaiknya aku kembali menjalin pertemanan dengan beberapa orang, dan mengubah anggapan orang terhadapku. Kemudian, kita segera pergi dari sini, sebelum yang lain menyadari ada orang suci yang masih bujangan didekat mereka."
"Lucu sekali, meskipun aku senang akhirnya kau menyadari betapa bahaya yang harus aku hadapi untuk dirimu." Jimin memang masih bujangan dan merupakan incaran para muda-mudi, jika bukan demi membantu Taehyung, ia pasti menghindari acara pesta semacam ini.
"Simpan saja rahasiamu, Jim, satu kali berkeliling, dan aku akan menemuimu dipintu perpustakaan." Jimin melihat tuan rumah Yoongi berjalan kearah mereka. Dan memberi isyarat kepada Taehyung.
"Sebaiknya kau pergi sekarang, sementara aku mengalihkan perhatian Tuan Min Yoongi, kecuali kau ingin menghabiskan sisa malam ini dengan membicarakan masalah bisnis lain."
Sebenarnya Jimin cukup tertarik dengan tuan rumah ini, karena sikapnya suli ditebak, cukup dingin, namun ketika mata kita melihatnya, sudah disuguhkan keindahan lain dari yang telah Tuhan berikan, defini maha karya indah ciptaan Tuhan. Dan Jimin bersyukur memiliki kesempatan kali ini.
Taehyung menatap sahabatnya, dengan sorot penuh terima kasih sambil ia pergi menjauh memulai pencariannya.
Jeon Soobin. Menurut pemantauannya, seharusnya pria itu datang ke pesta ini. Pesta Tuan Min sangat diminati banyak orang, terutama kalang atas.
Taehyung bertanya apakah kucingnya merindukan kebebasan untuk mengungkapkab dirinya yang sebenarnya dibalik topeng saat berada di tengah-tengah acara pesta kali ini.
Taehyung berjalan menyeruak kerumunan tamu, dengan berhati-hati menjaga ekspresibya agar tetap terlihat santai dan tenang.
Ia memperhatikab dan mendengatjan percakapn setiap orang yang dilewatinya untuk mencari petunjuk yang mengarah pada pemuda misterius itu.
Saat ia melihat orang-orang menari, Taehyung percaya ia bisa langsunh mengenali pemuda itu, dan ia hanya butuh melihay sekilas tangan atau lekuk leher pemuda itu untuk benar-benar yakin.
"Sungguh minuman yang sangat nikmat, benar Soobin!"
"Oh jangan mengada-ada, ini terasa buruk dilidahku, bukan apa-apa dibandingkan punya dikediamanku."
Pujian berlebihan itu menarik perhatian Taehyung, dan ia terdiam, jantungnya berdetak cepat, saat berbalik ke arah sumber suara itu. Jeon Soobin jauh dari gambaran pemuda misteriusnya.
Saat menoleh kearahnya, ia melihat sosok pemuda yang lebih jangkung, dan bentuk tubuh yang cukup berisi, dan suara pemuda itu yang membuat perut Taehyung bergejolak dan meninggalkan kesan buruk.
Ketika ia mendengar suara tawa pemuda itu, setelah mendengar bisikan salah satu pria, ia mencoret nama pemuda itu dalam daftar pencariannya dengan perasaan lega.
Taehyung pergi dengan cepat. Jadi ternyata pemuda misteriusnya adalah Jeon Jungkook yang 'biasa dan membosankan', kecuali jika pemuda itu berbohong padanya saat mengatakan statusnya sebagai pemuda pemalu payah dari keturunan Tuan Jeon.
Maka pencariannya akan dimulai kembali dari awal. Mungkin saya pemuda itu hanya mempermainkannya sekedar bersenang-senang dan mencari hiburan.
Namun, jika benar, berarti instingnya salah, Taehyung tidak membiarkan dirinya larut dalam keraguan lebih lama.
Tidak, Taehyung meyakinkan dirinya sendiri. Akan ada cukup waktu untuk membongkar kebohongan pemuda itu, beserta alasan yang berada dibaliknya.
Namun, nanti, setelah ia berhasil menemukan pemuda misteriusnya dan mencari identitas aslinya. Tinggal sedikit lagi, dan tambahan usaha yang cukup ekstra.
Keningnya berkerut menyadari fakta lain yang terungkap. Pertama, mengingat sangat mudah baginya untuk mengungkap identitas asli pemuda misteriusnya, berarti Jeon Jungkook yang sulit dimengerti itu, sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menipu orang lain.
Kerentanan pemuda itu membuatnya sejenak kesulitan untuk menelan ludah, tapi Taehyung berusaha sekuat tenaga untuk menelannya dengan susah payah dan mengenyahkan kegelisahan yang ada. Ada kemungkinan pemuda itu ingin mengetahui identitasnya juga.
Taehyung memikirkan fakta kedua. Jika Jungkook adalah pemuda misteriusnya, maka identitas pria yang awalnya hendak dirayu olehnya menjadi misteri lain yang harus ia ungkap.
Taehyung tahu permainan ini akan berubah secara drastis kedepannya. Ia pasti akan mendapatkan pemuda itu. Ia memutuskan menuju perpustakan menunggu Jimin sesuai janji mereka sebelumnya.
TBC ~
Ku kembali~
apakah kalian semakin penasaran akan dibawa kemana kisah ini? kaya digantung doi ya muehehehehe XD
Yang pastinya satu satu akan mulai terlihat jelas.. tapi sebelumnya ditunggu nih komen kalian, juga jangan lupa untuk votenya ataupun hal lain, seperti saran/kritik yang membangun untuk book ini,
Sayang kalian banyak-banyak
I Purple U,
Swaggy