Back
/ 32
Chapter 20

Chapter 20

The Night Pleasure (Watty's 2021)

Author POV

Keesokan harinya, Taehyung menunggu pertemuan penting diruang kerjanya, ia kembali memikirkan dilemma yang sedang ia hadapinya.

Bagaimana semua itu bisa berawal?

Taehyung duduk dimejanya, mengamati dokumen dan buku-buku yang menjadi favoritenya. Wonwoo pernah mengejeknya sebagai pria yang penuh aturan, tetapi akhirnya akan selalu kacau.

Bagaimana persaingan kecilnya dengan Mingyu bisa berkembang sejauh ini?

Darahnya asa ditanganmu, Mingyu.

Dan ada ditanganmu juga, Taehyung.

Flashback

Dulu mereka pernah berteman, ia mengenal Mingyu sejak kecil. Di universitas, mereka menunjukkan sikap terbaik dan terburuk satu sama lain.

Saat mereka berusia dua puluh dua tahun, mereka datang ke sebuah bar gay dan Taehyung melontarkan komentar konyol mengenai uji kekuatan pada Mingyu. Kemudian, Taehyung meniduri seorang pemuda, mencari kenikmatan yang bisa didapatnya, dan turun kebawah untuk menunggu Mingyu.

Namun, Mingyu menanggapi serius perkataannya, dan berusaha meniduri seluruh pemuda submasive yang ada disana. Lalu mereka tertawa bersama, saat Mingyu membanggakan kemenangannya, hanya untuk menunggu Taehyung mengakuinya, tapi ia pun harus kehilangan uang jauh lebih banyak karena itu.

"Selalu ada harga yang harus dibayar untuk sebuah kemenangan." ujar Mingyu, sama sekali tak terpengaruh oleh hilangnya sebagian uangnya. Namun Taehyung menggeleng. "Bayarannya mungkin terlalu tinggi temanku." dengan smirk andalan Taehyungm "Tidak akan pernah," janji Mingyu, dengan mata yang berbinar.

Taehyung sangat menyukai binar dimata Mingyu sehingga ia selalu berusaha menantang Mingyu, sementara ia hanya duduk dan tertawa melihat hasilnya.

Menang atau kalah, permainan sama sekali tak berbahaya, pada awalnya. Namun kemudian, Mingyu mengatakan padanya bahwa tak ada satupun milik Taehyung yang tak bisa ia rebut darinya, jika Mingyu menginginkannya.

Maka mereka berdua mabuk, dan setelah Taehyunh merenungkannya, Mingyu sudah merebut satu persatu kekasih Taehyung, sampai akhirnya, melirik Tunangannya.

Flashback end

Sekretarisnya, Hoseok, muncul diambang pintu. "Pengacaramu sudah datang, Taehyung. Apakah aku harus membawanya masuk?" ujar Hoseok sambil membungkuk. "Iya, terima kasih, Hyung." Hoseok berlalu, memanggil pengacara itu untuk masuk.

Taehyung berdiri untuk menyapa Pengacara, Kim Namjoon, ya sahabatnya. Kemudian Namjoon pun masuk, dengan membawa tas kulit hitam dan penampilan yang rapi. " Selamat sore, kawan. Tak biasanya kau menghubungiku."

Namjoon membungkuk pada Taehyung sebentar, dan Taehyung pun melakukan hal yang sama, Namjoon menghampiri Taehyung.

"Kalau begitu, kita segera mulai saja Hyung." Taehyung menunjuk kursi didepannya. "Menurutku pertemuan ini ada kaitannya dengan masalah yang sudah kita bahas sebelumnya." Namjoon menebak. Taehyung menggangguk, memaklumi ucapan Namjoon yang blak-blakan. "Ada perkembangan?"

Namjoon tersenyum, matanya menyorot bangga atas tebakannya. "Kehidupan Kim Mingyu tidaklah tertutup seperti yang kita pikirkan. Meskipun mudah untuk diselediki."

Namjoon mengeluarkan beberapa lembaran kertas dari tasnya dan menyerahkannya pada Taehyung. "Ini daftar lengkap seluruh utang dan pemasukkannya." Taehyung mengamati nama-nama pemberi utang berserta jumlah utang yang diberikan kepada Mingyu. "Dan apa ini, hyung?"

"Itu utangnya karena kalah berjudi, Taehyung." Taehyung menghembuskan napas panjang saat melihat bahwa lebih dari setengah daftar memiliki kaitannya dengan perjudian itu.

"Aku tak pernah menyangka jika utangnya akan sebanyak ini, hyung." raut wajah Taehyung saat ini sangat sulit ditebak, agaknya serius menbaca satu persatu keterang dalam lembaran itu.

"Seluruh perusahaannya sudah digadaikan, dan jelas sekali ia telah menghamburkan uang lebih dari batas kemampuannya." Jawab Namjoon tenang. Taehyung meletakkan daftar tersebut diatas meja.

Kehidupan seseorang bisa berubah drastis hanya karena sebuah permainan kecil. Tapi ia segera mengenyah perasaan aneh dalam dirinya. Ia sudah membayar dosanya, baik yang nyata maupun yang tak nyata. Sekarang giliran Mingyu yang harus merasakan kepahitan takdir.

"Kalau begitu segera proses, hyung." Ucap Taehyung tegas, menatap mantap pada Namjoon.

"Akhir minggu ini, aku ingin ia membayar semua utangnya sehingga ia hanya berutang padaku, tapi aku ingin kau melakukannya tanpa sepengetahuannya." seringai terbit dibelah bibirnya, melaksanakan rencananya.

"Baik, Tae. Aku akan melakukan perintahmu." Namjoon beranjak berdiri, memberi salam pertemanan dan siap berpamitan. "Aku akan yakin jika para kreditor akan senang karena semua utang Kim Mingyu dilunasi olehmu."

Lalu Kim Namjoon berlalu. Taehyung berdiri masih memegang daftar tersebut. Sesuatu tentang balas dendamnya yang tak berperasaan terhadap Mingyu berhasil memuaskannya, sekaligus membuatnya semakin gelisah.

Mungkin tindakannya awalnya ini, ia akan berhasil mengungkapkan bahwa Mingyu adalah seorang pembunuh. Begitu ia berhasil menguasai masa depan keuangan Mingyu, maka ia akan memberikan Mingyu pengampunan asalkan Mingyu mau mengakui dirinya telah membunuh Wonwoo.

Tidak, Taehyung mengenyahkan semua ide tadi dengan cepat. Terlalu cepat dirinya memberi pengampunan.

Yang lebih mungkin terjadi adalah begitu Mingyu menyadari siapa yang berkuasa, ia akan panik dan mulai menyerang Taehyung dengan segala caranya. Dan kucingnya akan ikut terlibat didalamnya.

Sebelumnya, Taehyung selalu berpikir Mingyu hanya ingin mengulang tantangan mereka dimasa lalu, bahwa Mingyu akan merebut Jungkook daringa, bahkan berusaha untuk menghancurkan Jungkook hanya untuk menghukum dan mengalahkan Taehyung. Tapi sekarang ada pikiran baru menghantuinya.

Jika Jungkook memang kaki tangannya, jika Jungkook benar-benar orang suruhan Mingyu, seperti yang ia perkirakan sebelumnya, maka serangannya mungkin sama sekali tak berefek pada Mingyu.

Jungkook lah yang akan terkena serangannya, dan serangan itu berbalik padanya.

Tidak, ralat suara hatinya, karena ia bukan orang bodoh yang akan terjerat pada seekor kucing. Tidak, ia akan menarik tali yang melilit leher Mingyu, semakin lama semakin kuat.

Dan saat waktunya tiba, ia akan bersiap menghadapi segala serangan yang akan dilancarkan oleh mantan teman lamanya itu. Sekali pun senjata yang dipakai Kim Mingyu adalah Jeon Jungkook.

~~~

Mingyu meluruskan kakinya dibawah meja judi, berpura-pura tak peduli pada tumpukan koin yang ada didepannya.

Permainan judi dengan taruhan tinggi mungkin bukan pilihan kegiatan bersenang-senang yang bijak, tetapu hanya dengan cara itu ia bisa mendapatkan uang yang banyak.

Kartu dutangannya memiliki potensi menang, tapi pikiran Mingyu terusik oleh hal lain. Bagaiamana Taehyung bisa begitu percaya diri dan sombong?

Perkataan Taehyung yang menyiratkan perdamaian terus mengusiknya. Ini pertama kalinya, Taehyung memberikan kode itu, seolah Mingyu seharusnya menjadi orang yang menawarkan perdamaian, bukan sebaliknya.

Tidak, selama bertahun-tahun mereka memang pernah berteman, ia pernah mengalahkan Taehtung, karenanya terjadilah tragedi kematian Wonwoo.

Tenggorokan Mingyu tercekat, seolah tangan dingin Wonwoo ada diatas bahunya. Taehyung membunuh Wonwoo untuk mencegahnya merebut pemuda itu, dan mengalahkan Taehyung.

"Keberuntungan masih belum datang, Kim." mata tajam lawannya menunjukkan kesan simpati, seperti kalimat yang dilontarkannya. Tiba-tiba saja, Mingyu tak ingin lagi berpura-pura tak peduli.

"Berikan saja surat utang itu dan aku akan menandatanganinya." Mingyu menandatangani kertas itu dengan kesal, tangannya kaku, dan hasilnya tak rata.

Mingyu meninggalkan klub tanpa menoleh kebelakang. "Kemana tuan?" ujar supirnyam "Ke Crimson Bell." cetus Mingyu saat telah duduk dalam mobilnya. Ia harus mencari pelepasan, dan muda-mudi disana bisa membantunya.

TBC~~

back back and back again XD

nah bagaimana, bagaimana? sudah ada kejelasan kah? atau masih ada sesuatu yang mengganjal dihati kalian?

btw thanks again untuk vomment sebelumnya, dan untuk chapter ini jangan lupa juga di vomment kembali...

Sayang kalian 3000 XD

I Purple U

Swaggy

Share This Chapter