Back
/ 32
Chapter 15

Chapter 15

The Night Pleasure (Watty's 2021)

Author POV

Keesokan paginya, Taehyung mendapati dirinya berjalan mondar-mandir diruang kerjanya, memikirkan pertemuannya dengan Mingyu.

Memutar ingatan dikepalanya, suara terkesiap dan perubahan wajah Cat-nya. Meski ii ia pun sudah tau bila Jungkook dan Mingyu memiliki hubungan yang dekat, tapi tetap saja merasa terganggu melihat kenyataan itu secara langsung.

Reaksi Taehyung terhadap tatapan mesra satu sama laub dan 'hukuman' yang menyertainya, membuat Taehyung sama terkejutnya seperti Jungkook. Namun mulai sekarang, ia bertekad untuk lebih mengendalikan dirinya.

Bersumpah agar ia tak membiarkan emosi membuatnya kehilangan kendali. Ia akan menggunakan dendamnya terhadap mantan tunangannya sebagai tameng tiap kali tekadnya goyah.

Taehyung sudah mengangkat bendera perang, dan sekali lagi, menemukan seorang pemuda diantara mereka, menantang Mingyu untuk memburu pemuda pilihannya.

Jika Mingyu memang terkejut karena telah merebut pemudanya, maka  Mingyu bisa menutupi itu dengan baik. Kim Mingyu sudah mengaku mengenal Jungkook, dan rona merah dipipi Jungkook menjadi penegas semuanya.

Mingyu berniat untuk melatih Jungkook, tapi kenyataannya kini Taehyung yang telah membimbing pemuda itu.

Taehyung menampilkab peran sebagai kekasih yang cemburu demi melancarkan rencananya. Ia akan menjauhkan Jungkook dengan Mingyu.

Jika Kim Mingyu mengejar Jungkook, maka usaha Taehyung untuk menghancurkan musuh bebuyutannya akan berjalan lebih cepat.

Jika Mingyu menggunakan keberadaan Jungkook sebagai senjata, maka Taehyung akan memberi pelajaran keras pada Mingyu. Menegaskan bahwa Mingyu telah salah bermain dengannya.

Taehyung akan mempertahankan Jungkook dan memastikannya tidak akan mendapat informasi yang berguna untuk dilaporkan kepada Mingyu. Ia hanya harus memastikan bahwa Jungkook sedang tidak merencanakan sesuatu.

Taehyung menarik memanggil kepala pelayannya, beberapa detik kemudian Sebastian muncul diambang pintu. "Ya, Tuan?" ucapnya dengan tak lupa memberikan penghormatan.

"Apakah Jungkook pernah mengirim surat dari rumah ini?" pertanyaan tersebut dilontarkan Taehyung dengan raut serius. "Tidak, tuan. Dan setahu saya, tidak ada surat yang datang untuknya juga." jawab Sebastian tanpa ragu.

"Jika dia mengirim surat atau pesan dari rumah ini, kau harus memberikannya terlebih dulu padaku, mengerti?" menatap Sebastian dengan raut yang sulit dibaca.

"Baik, saya mengerti, tuan." Ujar Sebastian patuh, sama sekali tak ada nada menuduh dalam suara pelayannya. Sebastian bertahan bertahun-tahun bekerja dengannya hingga mereka saling memahami.

Taehyung meminta pelayannya itu untuk pergi  dari ruang kerjanya dan kembali duduk didepan mejanya sambil menopangkan kening ketangan.

Tanpa bisa ditahan, kenanga Wonwoo dan perintah yang sama yang pernah membuatnya kembali datang menghantuinya.

"Aku ingin melihat setiap surat yang dikirim dan diterima oleh Tunangan saya, apakah kau mengerti, Sebastian?"

"Ya, tuan."

Sedikit sekali yang berubah. Mungkin ia memang ditakdirkan menjalani semua ini lagi. Tidak! siapa yang perduli dengan lingkaran takdir yang sama! pikir Taehyung.

Itu hanya utang lama.. tak lebih. Dan Kim Mingyu harus membayarnya.

~~~

Jungkook tampak termenung menatap jendela, entah memikirkan apa. Semua campur aduk. Ia mendapatkan kabar dari laporan pelayannya dulu, bila dulunya Taehyung telah bertunangan.

Namun kini sudah berakhir, dan ia tak mendapatkan informasi selain itu. Semuanya penuh misteri.

Taehyung menyadari keterdiaman Jungkook, ketika ia memperhatikan secara diam-diam. Taehyung berdiri salah satu tiang dalam ruang tamu, sambil membawa baki berisi teh dan cemilan.

"Aku membawakan cake kesukaanmu." ujarnya penuh canda. "Kau bisa menjadi pelayan yang menggagumkan." Jungkook menggigit bibir bawahnya, saat melihat penampilan menawan Taehyung.

"Kemari, dan duduklah bersamaku, sayang, kita menikmati minum layaknya orang beradab." Taehyung mengajaknya untuk duduk di sofa berbantal sutra lembut.

Taehyung menuangkan teh pada Jungkook untuknya menenangkan diri. Jungkokk duduk dengan canggung. Ia menatap tangan Taehyung yang kuat dan terlihat maskulin.

"Aku bisa membuatmu syok dengan menawarkan Whiskey, atau mendatangimu tanpa mengenakan apa-apa, selain seringai andalanku."

Ujar Taehyung memecahkan keheningan ketus, sambil nambahkan gula dalam cangkirnya.

Jungkook bergidik ngeri, kemudian terkikik membayangkan Taehyung dalam keadaan seperti itu. "Aku yakin pikiran mesum semacam itu hanya dipikirkan olehmu."

"Oh, justru kau yang memberiku inspirasi." Taehyung menyesap tehnya pelan, mata Taehyung terlihat hangat dan menenangkan saat menatapnua. "Setidaknya, ideku ini membuat wajahmu tidak sepucat sebelumnya."

Taehyung membalas dengan senyuman dibibirnya. Ia juga bertanya-tanya dalamm hati, apakah Jungkook mengetahui betapa berbahayanya permainan yang saat ini sedang mereka lakukan.

Jungkook pasti mengetahuinya. Ia harus ingat bahwa Jungkook hanya sekedar bidak catur untuknya. Hanya tinggal masalah waktu sebelum Mingyu berusaha untuk menghubungi Jungkook.

Mungkin satu atau dua kali akan tampil didepan umum, membuktikan segalanya. Sementara itu, Taehyung bertekad untuk terus mempertahankan Jungkook disisinya.

"Kau adalah pemuda yang indah dan sekaligus penuh gairah, Jungkook. Tenggelam dalam busana kemeja hitam dan dikelilingi dalam aturan yang mengekangmu dulu telah membuat dirimu tak percaya diri." Celetuk Taehyung secara mendadak.

Jungkook menyentuh pipinya sendiri, wajahnya memerah karena pujian Taehyung. "Oh yang benar saja, Tae!" Jungkook tertawa. "Kau tak mengenalku sebelumnya.."

Taehyung memiringkan kepala, mengamati Jungkook secara terang-terangan. "Tidak, aku rasa aku memang tidak mengenalmu. Dan itu membuatku penasaran."

Jungkook memiringkan kepala, cukup bingung. "Penasaran?" ujarnya menginginkan penjelasan. "Untuk memikirkan seperti apa rasanya saat melihatnya?"

"Memangnya apa yang sebenarnya kau lihat?" Tanya Jungkook tambah bingung. "Kau. Malam itu di pesta topeng Tuan Min Yoongi, kau sudah mengambil sebuah langkah yang amat besar. Jika mengingat kehidupanmu yang dulu.. suatu perubahan besar, Jungkook. Berubah dari pemuda pendiam yang frustasi menjadi penggoda yang menawan, aku penasaran dengan apa yang menjadi inspirasimu melakukannya." dengan tenang Taehyung menjelaskan rasa penasarannya. Sesuatu yang ingin ia korek sendiri.

"Oh.." Jungkook tak bisa merespon, wajahnya makin memerahm "Aku..aku tidak yakin.. mungkin semua pemuda berharap bisa berubah dan merasa bebas." ujar Jungkook ragu, keringat dingin mulai memenuhi pelipisnya.

Tak menyangka bila Taehyung melontarkan pernyataannya. "Ah iya kebebasan." Taehyung menurunkan cangkirnya, berharap Jungkook mengakui hubungan yang ia miliki dengan Mingyu.

Mendengar Jungkook mengakui sendiri, akan membebaskannya dari rasa bersalah yang menyerangnya disaat-saat tertentu.

Jungkook memiliki kekuatan melupakan dendamnya, dan Taehyung sudah bersumpah tak akan pernah melupakan.. atau memaafkan semuanya. "Kau adalah pemuda yang langka, karena begitu ingin menjadi mandiri. Ada banyak pemuda yang hanya menunggu diselamatkan, untuk diarahkan, atau diubah oleh orang lain. Mereka tak memiliki keberanian untim bertindak." Taehyung menghela napasnya panjang.

Tatapan Jungkook tampak kosong untuk beberapa saat, dan perut Taehyung serasa diremas. Gairah yang dimiliki Jungkook terhadap Mingyu telah mendorong Jungkook untuk melakukannyam

Dan sekarang, Jungkook pasti akan berbohong padanya. "Kau yang membuatku meerasa berani, Tae," aku Jungkook sambil menatap Taehyung dengan mata yang berkilau, membuat Taehyung terdoring untuk mengubah rencana yang telah disusunnya.

Terlalu berlebihan. Taehyung berhasil tersenyum, kemudian berdiri untuk melarikan diri dari situasi ini. "Aku harus kembali pada pekerjaanku diatas." Taehyung mencium kening Jungkook.

Segera menjauh sebelum aroma rambut Jungkook dan sentuhan bibitnya di kulit Jungkook bisa membuatnya terangsang. "Aku akan menemuimu lagi nanti malam."

"Aku akan menantinya." jawab Jungkook pelan, memberikan kesan bahwa Jungkook kecewa melihat Taehyung pergi.

Sikap Jungkook yang peduli padanya, membuat Taehyung merasa dipojokkan. Karena tak hisa menjelaskan reaksinya sendiri, Taehyung terpaksa untuk berbalik dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

TBC~

Uhh I'm back guys, bagaimana, makin runyam tidak? hmm kalau aku sih yes hehehe... Taehyungnya pusing guys XD

Makasih buat vomment yang sebelumnya, tapi jangan lupa untuk tetap terus Vomment di chap ini dan selanjutnya ya, Thanks again

Sayang Kalian sedalam samudra,

I Purple U

Swaggy

Share This Chapter