Chapter 1
The Night Pleasure (Watty's 2021)
"Jungkook itu pemuda yang tidak ada gunanya, baik sebagai keturunan dari Tuan Jeon terhormat ataupun sebagai perjaka yang lemah"
Author POV
Jungkook mengingat dengan jelas, kata-kata itu terlontar untuknya. Tak lama setelah ia berjumpa dengan pria yang membuat jantungnya berdetak cepat dan membuatnya bertanya-tanya apakah penantiannya selama bertahun-tahun akan berakhir, bahwa pria yang sama, Kim Mingyu, sang CEO dari Kim Ent., menyampaikan kata-kata itu pada teman-temannya.
Tanpa menyadari bahwa ada sesosok pemuda yang berdiam diri dibelakang pilar, dengan air mata yang menggenang dipelupuk matanya dan kaki yang bergetar, yang siap jatuh pada saat itu juga.
Tidak diragukan lagi, kata-kata itu telah mengubah perasaan yang dimilikinya terhadap pria tampan dan mapan itu. Atau setidaknya itulah yang dikatakan Jungkook kepada dirinya sendiri, dan berpegang teguh untuk tidak menaruh hatinya pada pria itu untuk seterusnya.
Jungkook adalah anak dari Tuan Jeon, seorang pengusaha besar dalam bidang elektronik. Ia tak pernah membuka identitasnya didepan orang lain sebagai anak dari Tuan Jeon, ditambah sikapnya yang pendiam dan pemalu, membuatnya di jauhkan oleh teman-teman kuliahnya.
Walaupun acap kali tiap dia pergi sekolah diantarkan oleh supir pribadi, namun tak seorang pun ingin mempertanyakan hal itu padanya atau sekedar bertegur sapa pada Jungkook.
Namun malam ini sangat berbeda, Jungkook bertekad untuk menikmati kehidupannya sebagai pemuda yang bebas dan bisa menikmati masa muda yang penuh gairah, sekaligus membalaskan dendamnya.
Kim Mingyu akan menjadi miliknya, dan ia akan menunjukan kepada pria itu apa yang bisa ia lakukan sebagai keturunan Jeon, lalu ia akan meninggalkan pria itu dalam keadaan mendamba, dan dikuasai kebutuhan yang tak tertahankan, kepuasan yang hanya bisa dia yang memberikan. Ia akan membuat pria itu bertekuk lutut dihadapannya, dan setelah itu... ia akan pergi.
Pesta Topeng, Tuan Min Yoongi, adalah pesta topeng paling menghebohkan dan vulgar di kota Seoul. Pesta ini mewajibkan setiap undangannya menutupi wajahnya dengan topeng serta dengan pakaian yang elegan.
Pesta tersebut hanya dihadiri oleh kalangan menengah atas yang diundang secara khusus oleh Tuan Min sendiri, namun banyak dari mereka tak ingin mengakui bahwa mereka menghadiri pesta tersebut. Pesta ini pun dibuat tanpa membuat identitas orang-orang yang diundangnya terbongkar, rahasia undangan yang hadir tertutupi.
Meski begitu, setiap orang yang mendapatkan undangan tidak akan bermimpi untuk melewatkannya. Karena pesta itu paling dinanti sepanjang musim semi ini.
Jungkook menyerahkan amplop bertepian emas, yang diikat dengan pita merah, dengan tangannya yang mantap. Baginya, persiapan selama berminggu-minggu akan tercapai di titik puncaknya pada malam ini.
Setelah berhari-hari belajar dengan hati-hati, dan malam latihan yang dikuasai oleh kebutuhan yang tidak terpuaskan oleh mainannya, akhirnya Jeon Jungkook pun berubah. Malam ini, ia akan menjadi lebih liar dan panas.
Dalam balutan kemeja putih jas berludru merah maroon, dipadukan celana bahan warna senada yang melekat pada kedua kakinya, dengan rambut dibiarkan menjuntai menutupi matanya dan sebuah topeng hitam bertelinga kucing dengan aksen glitter dan beberapa helai bulu merak.
Ditengah-tengah kostum yang beraneka warna dan kilau perhiasan yanh menyilaukan mata, Jungkook tahu penampilannya cukup mencolok. Kostumnya jauh dari kriteria untuk kostum malam ini dan mengubahnya menjadi pusat perhatian sebagian undangan pesta.
Apalagi dengan gaya berpakaiannya yang benar-benar pas dengan lekuk tubuhnya yang indah, tampak pinggang ramping, dan paha kencangnya yang terbalut celana bahan.
Bahkan ia sampai mengecat warna rambutnya yang hitam menjadi warna coklat gelap untuk menyesuaikan dengan kostumnya.
Ia teringat nasihat dari seorang sahabat kecil satu-satunya, Kim Seokjin, sekaligus sebagai kepala pelayan dirumahnya. Kalimat yang Jin ungkapkan padanya sehari sebelum perayaan pesta terus tergiang dibenaknya
'Kau harus merasa seksi dan menggairahkan. Semua itu akan terpancar dari dirimu seperti panas, dengan seorang pemuda yang siap, bida ditaklukan dan bersedia. Kau harus merasakan itu, dan pikat dia agar menghampirimu'.
Jungkook memutari ruangan, menghindari percakapan, dan mengabaikan perhatian yang diberikan beberapa tamu pria padanya. Dengan setiap langkahnya, ia merasakan aliran listrik mulai berkumpul dipangkal pahanya dan disepanjang tulang sumsumnya.
Namun setelah beberapa menit berlalu dan ketegangan pada dirinya mulai berkurang. Ia mengamati situasi ballroom di hotel berbintang lima ini, dan mempertimbangkan di mana aksinya akan dijalankan, tapi.. bagaimana informasi yang didapatkannya tentang kostum yang dikenakan oleh Kim Mingyu ternyata salah? Bagaimana jika pria itu tidak datang ke sini? Bagaimana jika-
"Seharusnya, kau lebih berhati-hati." Suara seorang pria terdengat dari arah belakangnya, begitu maskulin dan dalam, mampu mengirimkan getaran nikmat keseluruh kulit dan sedikit melemahkan persendiannya. "Aku pikir anda tidak terlalu familiar dengan pesta ini dan berhati-hatilah."
Jungkook berbalik untuk menghadapi Kim Mingyu. "Ah.. tapi aku sekarang sudah berada didekat seseorang, sehingga aku aman bukan?" Pria yang lebih tinggi dari yang diingatnya, tetapi rasa takut bisa memengaruhi seseorang, dan bahkan seorang Jeon sekalipun, ia tahu permainan imi mungkin tidak akan berjalan sesuai yang ia rencanakan.
Pria yang mengenakan topeng, dengan rambut disisir kebelakang, mantel sutra berwarna perak, dan sedikit aksen beludru putih pada lengannya. Pria itu adalah Pria yang luarbiasa tampan dan Jungkook tidak berusaha menyembunyikan kekagumannya, menilai dari kepala hingga kaki, seolah Kim Mingyu sudah menjadi miliknya.
Akhirnya, matanya melihat panas dimata pria itu, melaluo halangan topeng dan kostum, dan ia merasakan tanda kemenangan pertama. Milikku.
Taehyung mengamati pemuda itu, terkejut dengan tantangan terbuka di mata doe pemuda itu. Siapa sebenarnya pemuda ini, yang menyodorkan diri padanya, Anugerah dari Tuhan yang tidak ia ingat pernah dimintanya?
"Kau tidak cukup mengenalku untuk berada disekitar ku saat ini, boy" balasnya dengan suara lembut, berusaha untuk mengingat bahwa pemuda ini lebih muda darinya, dan ia tidak terlalu peduli untuk mengenal lebih, ia harus tetap menerapkan aturan kesopanan.
Pemuda itu mendekat, wajahnya dimiringkan untuk menatap Taehyung, dan Taehyung merasa napasnya tertahan ditenggorokan. Pemuda ini mengagumlan dan tangannya gatal untuk membelai setiap lekuk tubuh pemuda itu.
"Tidak tertarik, hmm? kita lihat seberapa dekat seorang pemuda untuk mendatangi dan mengenalmu lebih, agar kau tidak kaku seperti ini." Dengan satu langkah mantap, pemuda itu melewatinya, lalu menoleh keatas bahu dan berkedip padanya.
Saat pemuda itu berjalan menuju ke koridor menuju kamar-kamar hotel, dan jauh dari keriuhan pesta, ia menantang untuk mengikutinya.
Taehyung mengikuti tanpa ragu, mengenyahkan segala pikiran rasional untuk berhati-hati dan waspada. Rumor tentang hadirnya pemuda murahan dan pelacur di pesta Tuan Min Yoongi tampaknya benar. Ia mengamati goyangan pinggul pemuda itu, yang seolah menghipnotisnya saat 'kucing' itu membawanya menyusuri lorong yang temaram.
Ia pikir pemuda itu akan membawanya kesalah satu kamar, namun pemuda itu justru mengulurkan tangan dan menariknya menuju sebuah bilik kecil yang tersembunyi dibalik tirai tebal pada bilik itu. Cahaya bulan yang menerpa pada jendala dalam bilik itu sedikit masuk pada celah tirai sehingga menerpa mereka, dan membuat bilik itu tampak remang-remang.
Ia sedikit melirik kesamping bahwa pada tempat rahasia ini ada sebuah kursi didekat jendela. Kursi itu tampak nyaman dan lebar untuk mengakomodasi percumbuan mereka.
Taehyung menarik tirai dan berbalik, menilai pemuda dalam balutan jas itu memiliki kulit seputih porselein yang mengundangnya untuk menjila dan menandai leher jenjang dan dagu yang terangkat angkuh itu. Instingnya berbisik bahwa pemuda ini bukanlah pemuda murahan, bukan pula pelacur.
Dibawah cahaya bulan, ia menangkap detail 'perayu'nya, saat pemuda itu menggigit bibir bawahnya yang tipis dan sepertinya berusaha mencegah tangannya yang gemetar, yang menandakan bahwa pemdua itu sama sekali tidak berpengalaman.
Mata pemuda itu menangkap arah tatapannya, dan pemuda itu mulai menyembunyikan tangan dibalik tubuhnya. Namun, Taehyung tidak memperdulikannya karena ia berniat untuk menyingkap misteri dibalik topeng pemuda ini.
Tangan pemuda itu lembut, jari-jarinya panjang dan lentik. Tangan itu menyiratkan keinginan untuk melarikan diri, menandakan kegugupan yang sangat besar.
Tidak, ini bukan pelacur berpengalaman, atau bahkan menurut dugaannya, pemuda ini seorang pemuda liar yang hendak mencari kesenangan dan kepuasan ditempat tidur. Pemuda ini berbeda. Namun, apa tepatnya, Taehyung belum mengetahuinya.
"Kalau begitu, bagaimana aku bisa memuaskanmu, Tuan?" desah Jungkook, menarik perhatian pria itu dari tangannya. Ia memaksakan dirinya sendiri untuk menghadapi pria itu diruang sempit dan dingin yang bertirai beludru, yang akan mereka berdua tempati selama permainan ini berlangsung.
"Apakah aku boleh mengatakan padamu bagaimana carany?" balas pria itu dengan suara dalamnya. "I-iya Tuan" jawab Jungkook sedikit gugup. "Dan, menunjukkan padamu bagaimana caranya?" tanya pria itu kembali.
Jungkook menelan ludah kasar, jantungnya berdetak cepat saat bayangan-bayangan panas melintas dipikirannya, jawaban dari pertanyaan pria yang mengagumkan itu.
Setelah berjam-jam, berhari-hari, dan berminggu-minggu berlatih dan menghabiskan waktu dengan Jin, sang sahabat sekaligus kepala pelayannya itu untuk membahas teknik merayu pria, sekarang semuanya sirna dalam sekejap. Jungkook bertanya-tanya bagaimana ia bisa sampai datang ketempat ini, berpikir untuk melakukan hal bodoh, dan konyol ini.
Namun, pria itu menariknya kedalam dekapan, dan mulut pria itu melumat mulutnya singkat, merasakan, dan menggodanya. Ia bergelayut pada kehangatan dada dan lengan pria itu, menikmati sensualitas dari ciuman tadi, meresapi gairah murni, dan terkesiap dengan kemungkinan-kemungkin setelah ini, bahwa ia mulai merasakan kebutuhan akan sentuhan seseorang.
Pria itu membelai lengan jasnya dengan sebelah tangan. Melesatkan tangan kirinya pada pinggang rampingnya dibalik jas. Kedua tangannya berusaha untuk membuka jas Jungkook dengan perlahan.
Setelah jas itu lepas, dengan perlahan ia menyentuh kancing kemeja putih yang dikenakan oleh Jungkook, dan membukanya satu persatu, merasakan sengatan listrik dari sentuhan tangannya dengan kulit porselein Jungkook.
Ia membebaskan Jungkook dari belenggu pakaian ketat yang menghalanginya untuk menyentuh pemuda ini, memperlihatkan dadanya yang bersih, putih, berisi dan siap untuk dihiasi maha karyanya.
Jungkook meremang, merasakan sengatan listrik pada setiap sentuhan yang diberikan pria itu, bukan gugup, namun letupan-letupan gairah yang membuat pahanya makin mengencang, dan gejolak untuk disentuh timbul diantara kedua pangkal pahanya.
Oh Tuhan.. ia sangat menginginkan mulut pria itu berada disetiap jengkal kulitnya. Merasakan sensasi hangat yang menjalar dan untuk menuntaskan hasratnya saat ini.
"Siapa kau sebenarnya, Cat? beritahu aku hmm" ucap Taehyung dengan bisikan halus dan rendah pada telinga kiri pemuda itu. Taehyung melihat pemuda itu yang mendadak tegang, namun memilih bungkam, namun menggelengkan kepalanya perlahan.
Ia pun menyunggingkan sedikit senyum disudut bibirnya. Menarik sekali pemuda penggoda ini. Taehyung bertekad untuk memecahkan identitas pemuda tersebut baik dengan persetujuan atau tidak sama sekali, dengan kemampuannya dalam menaklukan pemuda tersebut dibawah naungannya.
~TBC~
Halo salam kenal semuanya ^^
Sebenarnya aku sudah lama hiatus, dan aku bisa kembali menulis berkat keluarga baruku di group Redmoon Pack tercinta hahaha, mereka supporter terbaik, terima kasih banyak, dan juga terima kasih untuk kalian yang sudah membaca fanfic ini..
aku berharap semoga kalian bisa mengapresiasi karyaku,, juga kalian mau komen apapun itu dan gak lupa untuk vote juga,
Thank you so much
i purple you
~Swaggy