Chapter 7
The Night Pleasure (Watty's 2021)
[Attention: untuk pembaca diharapkan dapat bijak, karena dibawah ada sedikit bagian NC, thanks]
~~~
Taehyung mengalami dilemma bagaimana cara mendekati pemuda itu. Hingga saat ini, pemuda itu masih menjadi misteri baginya, persis seperti malam itu, bahkan sekarang lebih misterius lagi.
Pemuda itu yang terikat musuh besarnya, tapi ia tak yakin dengan hubungan seperti apa yang mereka miliki. Ia tidak percaya pemuda itu pernah tidur dengan Mingyu.
Terbukti saat pertemuan rahasia pertama mereka, godaan pertama, pemuda itu menunjukan padanya bahwa ia masuk kedalam dunia kenikmatan untuk pertama kali.
Apa mungkin sikap itu cuma sandiwara yang biasa ia lakukan? Seringai muncul dibibir Taehyung.
Metode nenarik perhatian itu sangat efektif. Sial, ia bertekad untuk mendapatkan pemuda itu. Namun, pemuda itu memiliki lebih dari yang ditawarkan, dan ia bertekad untuk menghancurkan Mingyu melalui pemuda itu.
Bagaimana seorang pria mendekati pemuda yang baru belum pernah ia kenal? Bahkan, sekali pun mereka pernah berhubungan intim, pemuda dengan rintihan merdunya masih menghantuinya saat pelepasan dahsyat terjadi, meledak didalam diri pemuda itu dengan kejang kenikmatan yang mereka alami.
Ia mengamati gerbang besar tinggi berwarna hitam di hiasi ukiran emas dibeberapa bagiannya. Jeon Jungkook adalah pemuda yang benar-benar tertutup.
Ia mengetahui semua detail tersebut dari Jung Hoseok, sekretaris sekaligus hyungnya itu. Dengan seluruh kelimpahan yang dimiliki keluarga Jeon, dia membangun kediaman yang cukup megah. Kekayaan yang dimiliki Jungkook cukup besar untuk menarik pria pengeruk uang.
Menurut informasi, Jungkook pun melakukan aktivitasnya diluar dengan benar-benar membatasi komunikasi dengan masyarakat lain, termasuk kalangan atas. Ia sangat berhati-hati menjaga reputasinya dan menjaga hubungan yang bersangkutan dengan kolega ayahnya.
Semakin banyak fakta yang diketahui Taehyung, semakin sulit menghubungkan Jeon Jungkook dengan pemuda misteriusnya. Hanya kenangan akan gelak tawa Jeon Soobin yang terus memberikannya keyakinan bahwa ia tidak salah mengenali orang. Ia hanya perlu melihat langsung Jeon Jungkook untuk merasa memastikan kebenaran.
Namun, menemui Jeon Jungkook ternyata tidak mudah sesuai perkiraannya. Ia memberikan kartunya, merasa yakin hanya dengan melihat statusnya, semua orang akan bersedia untuk menemuinya.
Tetapi pengurus kediaman itu, menegaskan bahwa saat ini Jeon Jungkook tidak bisa menerima tamu , dari siapapun tanpa undangan terlebih dahulu darinya langsung.
Pemuda penggodanya menghindarinya. Pemikiran itu membuat darah Taehyung panas, ia adalah pemburu yang bertekad untuk terus mengejar mangsanya.
Rencana awal adalah menemui Jeon Jungkook dengan cara formal dan menguji keberanian pemuda itu didalam ruang tamu, untuk melihat apakah pemuda itu akan menawarkannya minum dan menyajikan suguhan makanan.
Ia melihat apakah tangan Jungkook gemetar atau apakah wajah itu memucat saat ia menyinggung soal Kim Mingyu.
Berapa detik atau menit waktu yang dibutuhkan oleh seorang Jungkook untuk mengenalinya? Apakah Jeon Jungkook akan bersikap seperti pemuda terhormat dan menyangkal apa yang terjadi diantara mereka, atau pemuda itu mengakui keliarannya dan merayunya lagi?
Sekarang Taehyung duduk didalam mobilnya kembali. Fantasi akam pertemuan mereka diruang tamu memudar dengan cepat. Matanya menajam saat menatap jendela rumah dihadapannya. "Bersembunyilah Jeon Jungkook, tapi pada akhirnya kau pasti akan keluar dan aku akan menunggumu."
~~~
Setelah berminggu-minggu mengasing dikediamannya, frustasi Jungkook mulai menggerogoti akal sehatnya. Ia harus melakukan sesuatu. Akibat petualangannya yang tidak berjalan dengan sukses terlihat jelas didepan mata.
Semenjak pertemuan terakhirnya dengan Mingyu yang berlangsung memalukan, dan terungkapnya bahwa ia telah salah melakukan semua itu. Ia tak yakin lagi hal apa yang harus diperbuatnya. Mendapati dirinya dalam kondisi ketakutan dan menunggu datangnya kemungkinan buruk yang akan terjadi padanya.
Siapa pun pria itu sebenarnya, ia tidak akan bertemu lagu dengan pria itu, yang pasti pria itu juga tak akan mencarinya.
Bahkan sekali pun pria itu penasaran dengannya, ia sangat yakin penyamarannya cukup baik.
Pria itu akan mencari penuda berpakaian sepertinya mungkin di teater, dipertunjukan musik, tapi yang pasti bujan di kediamannya.
Pria itu akan mencari pemuda yang tidak pemalu, yang menggunakan busana tanpa dalaman dan menyatakan kekagumannya secara terbuka atas keindahan kejantanan seorang pria ditangannya.
Pria itu tidak akan menemukan petunjuk apapun dan dengan cepat akan melupakan semua yang terjadi. Tidak akan ada skandal. Dan semuanya berakhir dengan damai.
~~~
Kali ini pertemuan anak-anak kolega diselenggarakan langsung di kediaman besar Tuan Kim Namjoon, Pria itu tampak sibuk menjamu tamu kolega yang ramai memenuhi bagian ballroom di kediaman itu.
Berbeda dengan pemuda Jeon yang tengah menyibukkan dirinya seorang diri duduk didekat perapian milik Namjoon tersebut. Mengamati percakapan berlangsung disekitarnya, dan ia sibuk dengan segelas jus jeruk yang ia pesan dari pelayan yang lalu lalang di acara itu.
Bukan bermaksud untuk bersikap sombong, namun karakternya memang seperti ini, tak ada perubahan, dan sulit untuk berubah.
Semakin lama semakin ramai saja tamu yang memenuhi ballroom. Cukup sesak, berbeda dari pertemuan biasanya. Dan jumlah yang datang pun terlalu banyak.
"Paru-paru tak mampu menahan pengapnya acara kali ini, seperti pasar saja." gumam Jungkook kepada dirinya sendiri.
"Komentar yang cukup sarkas terlontar dari mulut kalangan atas," Komentar seorang pria, dan Jungkook terlonjak sambil memekik kaget, berbalik kearah orang yang mengusiknya.
Pria itu berjalan mengitar, memilih mendudukkan tubuhnya di sofa seberangnya. Ia adalah pria kaya, dengan pakaian yang memukau, celana, dan jas yang menegaskan status serta kekayaannya.
Bertubuh tinggi, bahu lebar, berkulit tan, aura maskulin yang sangat terpancar dark sosoknya, serta tatapan tajam yanh memancarkan dominasi yang memabukkan.
Rambut pria itu cokelat muda, ada sedikit highlight blonde dibeberapa bagian, dengan mata hazel yang berkilau di bawah alis mata yang sempurnya.
Sikap pria itu yang secara terang-terangan mengamati Jungkook membuat jantungnya berpacu dengan cepat. Jungkook mencoba membaca ekspresi pria itu.
Apakah ia tak menyukai komentarnya? apakah pria itu merasa tersinggung? Jungkook tak pernah menjadi objek pengamatan seorang pria sebelumnya.
Pria itu melanjutkan, matanya memancarkan kehangatan bercampur humor. "Kau sangat lucu, Jeon Jungkook." Tarikan napas Jungkook yang tercekat menegaskan keterkejutan dan kebingungannya karena pria asing ini mengetahui namanya.
"Aku?" Jungkook mengangkat dagu, memberi tatapan paling tajam yang angkuh ditujukan pada ria itu.
"Pikir aku tidak kenal siapa dirimu, Tuan, berani sekali kau membuat komentar terhadap sikapku." Jungkook menunggu jawaban pria itu terlihat marah atau bahkan tersinggung, saat mendengat tanggapan sinis.
"Kita bukannya tidak saling mengenal, Tuan Jeon Jungkook." Pria itu berpindah duduk lebih dekat padanya, menghampiri sofa yang Jungkook sedang duduki.
Jungkook mundur perlahan, mencoba menciptakan jarak diantara mereka, hanya untuk mendapati lengan sofa dibelakangnya.
Ia pun memilih berdiri berjalan keluar menuju kebun belakang kediaman yang tampaknya sama sekali tidak diminati para tamu.
Dan dirinya cukup meremang mengingat pria asing itu juga mengikutinya dibelakang.
Mata Jungkook seketika membelalak saat hal tak terbayangkan terlintas didalam pikirannya. Tidak mungkin.
Jungkook berbalik, menatap pria itu lekat. Lebih seksama, seolah beru pertama kali melihat. Senyuman pria itu membuat persendiannya melemas, dan tubuhnya terbakar.
Rahang yang kokoh, bahu yang lebar, tinggi, teringan kenangan tinggi seorang pria yang menjulang didepannya dan kenyamanan yang diberikan tubuh itu saat menekannya dalam pangkuannya.
Mata Jungkook beralih pada tangan pria itu. Jemari yang kuat, berkulit tan, dengan bentuk lentik yang tidak asing untuknya, sama dengan tangan pria uang selalu menghantui mimpinya. Prianya.
Insting Jungkook adalah menyangkal. "Aku-aku tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya. Ka-kau salah.." Ekspresi pria itu tidak berubah dan penyangkalan selanjutnya tercekat di tenggorokannya.
Pria itu tidak akan melakukannya! Dia-di malam hari yang ramai dan tempat semacam ini? Pria itu tak akan berani kan!
"Mundur sekarang juga, atau aku akan.." Jarak keduanya lenyap saat pria itu menarik Jungkook kedalam dekapannya.
Mulut pria itu melumat bibir Jungkook, gairah yang dibangkitkan pria itu memancing erangan dari mulut Jungkook.
Jungkook membalas ciuman itu, tidak memperdulikan sekitar, kecuali pria yang melumpuhkan seluruh indranya. Tarian lidah pria itu menekan mulut Jungkook hingga terbuka, menjelajak kedalam.
"Hmmph..ahnm-" desahan mulai lolos sedikit demi sedikit darinya. Rasa pria itu semakin memabukan saat tubuhnya mendambakan pelepasan yang dijanjikan pria itu.
Semua hal di bangkitkan oleh pria itu dalam dirinya saat di pesta topeng, membuatnya serasa kembali hidup dalam dekapan pria itu.
Tangan pria itu bergerak kepunggung Jungkook, untuk menekan tubuh pria itu lebih dekat. Paha pria itu bergeser untuk menyambutnya, melalui sela antara kedua pahanya.
Jungkook bisa merasakan gairah pria itu. Rasa lapar yang meminta dituntaskan, untuk memuaskan dengan kekuatan dan hujaman dam pria itu memaksa Jungkook untuk kembali ke alam nyata.
Jungkook mendorong pria itu, dan seketika terlepas. Melangkah mundur sehingga gairah dan gerakan jakun di leher pria itu terlihat semakin jelas.
Meski Jungkook menolak, tampaknya pria itu dibuat merasa kehilangan dan bingung. Saat ia mencoba untuk menenangkan kembali dirinya, pipinya memerah karena malu, semburat merah tampak kontras dengan kulit putihnya.
Ternyata lebih sulit dari dugaannya, terutama sekarang, saat ia melihat pria itu menatapnya dengan tenang. Seolah-olah pria itu sama sekali tidak terpengaruh dengan apa yang barusan terjadi.
Amarah Jungkook menggantikan keterkejutannya, dan ia tidak berusaha menutupi itu. "Apa yang kau lakukan, Tuan?" berdesis dan menatapnya tajam. "Kau pikir siapa dirimu berani menegurku-"
TBC~
muehehehehhe XD jangan pada kesel ya..
Ayo banyak berkomentar dan vote juga, supaya aku makin rajin dan fast update untuk book ini.. Thanks untuk supportnya ^-^
psst yang sudah tau book ini genrenya apa, tolong lebih bijak ya hehe..
Sayang kalian semua banyak-banyak
I purple U
Swaggy