Bab 757
Ruang Untukmu
Bab 757 âSenang bertemu denganmu, Pak Prapanca.â Salsa merasa amat terhormat bisa menyapa Elan.
âSenang bertemu denganmu juga.â Elan tersenyum dan mengangguk.
Saat itulah Tasya kemudian menyelinap menjauh dari para tamu dan menghampiri Salsa yang menyapanya dengan penuh semangat ketika melihatnya, âHalo, Presdir Merian!â
Sambil mendekati, Tasya memuji perempuan dalam balutan emas itu, âKamu terlihat sangat cantik malam ini, Salsa.â
âTerima kasih, Presdir Merian.â Salsa selalu merasa Tasya layaknya kakak perempuan yang tidak pernah dimilikinya.
Walaupun berbeda usia beberapa tahun, kesamaan dalam kepercayaan membuat mereka begitu dekat.
âResmi sekali kamu memanggil saya dengan âPresdir Merianâ. Panggil saja dengan nama saya mulai dari sekarang!â Tasya menggenggam tangan Salsa dengan penuh kehangatan. âKalian lanjutkan saja, Elan. Saya akan berbincang dengan Salsa di tempat lain.â
Arya kemudian berlalu bersama Elan untuk berbincang soal berbagai topik umum di antara lelaki sementara Tasya membawa Salsa ke tempat di mana Felly dan yang lain berkumpul.
âItu kekasihmu, bukan, Salsa?â Maya bertanya tanpa basaâbasi.
Sambil tersipu, Salsa mengangguk. âYa!â
âWow! Dia begitu tampan! Kamu beruntung, Salsa!â Maya berkata dengan penuh cemburu.
Merasakan ditatap banyak mata, Salsa menggerakkan bibirnya dan tersenyum, sambil berpikir bahwa dirinya memang beruntung telah bertemu Arya.
âSaya menungguânunggu konferensi pers di luar negeri, Tasya! Saya dengar banyak pesohor yang akan datang membantu kita!â Maya mengatupkan kedua tangannya penuh harap.
âBila ingin, ayo, silakan hadir. Saya bisa mensponsori tiket pesawat dan akomodasi,â Tasya mengajukan tawaran.
âYay! Presdir kita memang terbaik! Saya menyayangimu!â Maya menunjukkan jari tangan yang membentuk hati.
Saat itu, seseorang muncul di belakang mereka dan bertanya tanpa maluâmalu, âTasya, bisa membawa saya juga?â Ternyata dia adalah Kirana.
Sambil membalik badan, Tasya mengangguk. âTentu.â
âTerima kasih sudah mengundang saya dan kakak saya ke acara ini, Tasya. Kami merasa sangat terhormat.â Kirana mengangkat cangkirnya tanda menghargai.
Sebenarnya Tasya hanya mengundang Mason. Perempuan ini pasti telah masuk dengan menyamar sebagai pasangan Mason.
âSaya tidak akan mengganggumu lagi sekarang.â Kirana berlalu atas kemauannya sendiri karena dia hadir di sini hanya untuk bersenangâsenang dan mengincar seseorang dengan status sosial lebih tinggi.
Setelah itu dia melihat Arya, lakiâlaki dalam sederet mimpinya saat mereka di pulau, yang juga berdiri di samping Elan. Dia tidak pernah menyangka bertemu lakiâlaki itu di acara ini. Dengan sekali pandang, dia dapat melihat bahwa lakiâlaki itu berasal dari kelompok satu persen lakiâlaki teratas dan sekalangan dengan Elan.
Bila berhasil menggodanya, maka saya tidak perlu cemas sepanjang sisa hidup ini.
Kirana menyasar Arya.
Di saat bersamaan, penampilan Salsa menarik perhatian lakiâlaki bernama Jeremi. Karena ini adalah acara yang diadakan oleh Grup Prapanca, semua anggota penting dalam keluarga diundang. Dengan begitu Jeremi tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Salsa di sini.
Malam ini, dia benarâbenar terlihat cantik memikat hati. Dia seperti kijang yang tersesat di hutan yang membuatnya seperti hadiah tertinggi yang ingin diraih oleh siapapun.
Tanpa sadar Jeremi membenahi setelannya dan merapikan rambutnya. Tentu saja, dia tahu bahwa Salsa datang bersama Arya, tetapi masih bertekad untuk memperlihatkan pesonanya.
Sampai saat ini, Jeremi tidak tahu siapa Arya sebenarnya. Dia hanya dapat berasumsi bahwa Arya datang dari keluarga terpandang dan sangat menutupi latar belakangnya. Itulah sebabnya dia beranggapan bahwa latar belakang Salsa tidak akan cocok dengan sosok seperti itu, Oleh karena itu, Jeremi merasa masih memiliki kesempatan.
Setelah menarik napas dalamâdalam, Jeremi berjalan menghampiri Salsa sambil memutuskan untuk mengajaknya minum di balkon.
Namun yang tidak diketahuinya adalah bahwa Salsa sudah berada dalam fokus perhatian seorang lakiâ
laki sepanjang malam itu yang secara langsung dapat mendeteksi siapapun yang berani mendekatinya.
âPermisi sebentar,â Arya berkata pada Elan sebelum berjalan menghampiri Salsa.