Bab 708
Ruang Untukmu
Ruang Untukmu Bab 708 Saat Tasya berjalan mendekat, Elan memaksakan senyumnya. âIkutlah dengan saya untuk mengirim abu ini agar bisa disimpan. Saya akan datang dan mengambilnya dalam tiga hari.â
Tasya mengangguk dengan ringan, dan dia berbalik untuk berkata kepada Salsa di belakangnya, âSalsa, kamu bisa kembali lebih dulu dengan menumpang di mobil bibi.â
Setelah Sabrina memanggil Salsa untuk pergi, Tasya menemani Elan dan menyimpan guci itu untuk sementara. Saat pemakaman sudah siap, mereka akan mengirim Hana ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Sementara itu, Salsa ingat bahwa ponselnya masih mengisi daya di dalam rumah sakit di tengah perjalanan dengan mobil, jadi dia keluar dari mobil Sabrina dan langsung naik taksi menuju ke rumah sakit untuk mengambilnya. Namun, ketika dia tiba, dia menemukan bahwa seorang perawat telah menyimpan ponselnya, tetapi perawat tersebut telah pulang kerja dan ponselnya disimpan di lokernya, jadi dia hanya dapat mengambilnya pada hari berikutnya.
Salsa menghela napas dan memanggil taksi untuk pulang. Ketika dia sampai di rumah, saat itu sudah jam setengah enam sore. Dia pun tenggelam dalam lamunannya saat berjalan ke arah rumahnya sampai dengan seseorang datang dan menghalangi jalannya secara tiba-tiba.
âTolong tunggu sebentar, Nona Salsa.â
Dia merasa terkejut dan mengangkat kepalanya untuk melihat seorang pria paruh baya dengan ekspresi yang tegas. âKamu siapa?â
âNyonya Besar William ingin bertemu denganmuâ pria itu segera menjawab.
Salsa segera mengerti bahwa orang yang disebutkan adalah neneknya Aıya. Dia tak bisa menahan dirinya untuk bertanya dengan gugup, âApakah Tuan Muda William ada di sana?â
âNyonya Besar William sedang menunggumu. Silakan masuk ke mobil.â Pria itu tidak menjawab pertanyaannya, tetapi membuka pintu mobil di sebelahnya dengan nada mengancam.
Salsa menarik napas dalam-dalam, dan hanya bisa mengikutinya dengan patuh. Dia pun memiliki firasat terkait dengan alasan Marina yang ingin bertemu dengannya.
Mobil itu telah dikemudikan menuju kedai kopi yang sepi. Di sebuah ruangan pribadi, dia melihat seorang wanita tua yang berkelas sedang berjemur di bawah cahaya. Wanita itu tampak ramah dan anggun, membuat orang jadi segan untuk bertindak lancang di depannya.
âHalo, Nyonya Besar William, saya Salsa.â Dia berdiri di depan wanita itu dengan gugup.
Marina mengangkat kepalanya dan melihat ke atas dan ke bawah pada gadis yang ada di hadapannya. Gadis itu berusia awal dua puluhan, dan tubuhnya sebersih selembar keitas. Wajahnya murni dan menyenangkan untuk dilihat, dan dia memiliki aura yang cerah namun tenang. Benar saja, cucunya memang memiliki mata yang bagus. Gadis ini memang sedikit berbeda. Di bawah tatapan Marina, Salsa hanya bisa menahan napas, tidak berani melihat sekeliling, dan pada saat yang sama, dia merasa sangat gugup.
âTenang, Nak, saya bukanlah orang jahat. Saya adalah neneknya Arya.â Marina melemparkan senyuman yang lembut.
Salsa mengangkat kepalanya, seolah-olah suasana segera menjadi sedikit lebih bersahabat dengan senyuman Marina.
âSilakan duduk. Mari kita mengobrol sebentar.â Marina dengan anggun memegang cangkir tehnya dan berkata, âKudengar kamu dekat dengan cucu saya. Maafkan saya karena harus bertemu denganmu seperti ini.â
âTidak sama sekali. Saya harap anda memaafkan saya atas segala kekurangan yang saya miliki,â
jawab Salsa dengan segera.
âApakah kamu akrab dengan keluarga saya?â tanya Maita.
Sofia menggelengkan kepalanya. âPak Arya tidak pernah memberitahukan pada saya tentang keluarga anda.â
Namun, dia tahu bahwa mereka bukanlah orang sembarangan.
âKamu terlihat seperti gadis yang baik sejak pandangan pertama. Dengan penampilanmu, kamu bisa menikah dengan suami yang mempunyai latar belakang keluarga yang baik di masa depan. Kamu dapat mendukungnya dengan sepenuh hati dan melahirkan anak-anaknya. Itu sendiri adalah kebahagiaan hidup yang harus dicapai.â
Salsa merasa agak bingung. Dia tidak mengerti apa maksud Marina.
Marina juga mengetahui kalau Salsa tidak mengerti apa yang dia maksud. Dia pun sedikit menghela napas dan berkata, âDi dunia ini, kita harus mengikuti aturan tertentu. Jika kamu tidak memiliki kemampuan untuk terbang sendirian, maka kamu harus mengendalikan keinginanmu dan mencoba untuk tidak menyentuh orang atau hal lain yang tidak bisa kamu tangani. Jika tidak, kemungkinan besar kamu akan hancur berkeping-keping dan melukai diri sendiri.â
Akhirnya, Salsa mengerti dengan maksud ucapannya. Ada kepedihan di dalam hatinya saat dia mengatupkan bibirnya dan berkata, âJangan khawatir, Nyonya Besar William, saya adalah orang yang tahu diri. Saya tak akan mengganggu kehidupan cucu anda.â
Namun, Marina sedikit terkejut. Dia tidak berharap kalau Salsa mengerti apa yang dia maksud dengan begitu cepat.
âKalau begitu, apakah kamu tahu apa yang harus kamu lakukan?â
Salsa mengerutkan bibir merahnya dan mengangguk. âSaya tahu. Saya akan meninggalkannya.â