Bab 448
Ruang Untukmu
Bab 448 Ciuman Elan membangunkan Tasya. Kelopak mata Tasya sedikit bergerak, lalu terbuka dan melebar seketika.
Dia melihat wajah Elan yang sangat dekat dengannya seolahâolah pria itu akan membawanya ke tahap berikutnya.
Sambil tersenyum, Tasya menuduhnya, âApa kamu menganggap dirimu seorang pria jika kamu mengambil keuntungan dari seseorang saat mereka sedang tidur?â Tepat ketika Tasya akan berguling dan bangun dari tempat tidur, lengan panjang Elan menahannya. âKamu mau melarikan diri setelah menasihatiku?â tanyanya.
âKamu yang lebih dulu mencoba memanfaatkanku. Kenapa aku tidak bisa menasihatiku?â Matanya yang besar dan cerah tampak bersinar nakal.
âOke. Jika kamu benarâbenar ingin berdebat tentang siapa yang harus disalahkan untuk hal ini, itu kamu. Ini semua salahmu, kamu terlihat begitu memikat dan menggodaku.â Kemampuan Elan untuk mengelak dari tanggung jawab memang paling hebat.
Saat itu, Tasya dibuat terdiam. Dia tidak pernah tahu bahwa Elan bisa mengubah hitam menjadi putih dengan beberapa kalimat.
âBaiklah, tapi bukan salahku aku terlihat memikat dan menggoda. Kesalahannya adalah aku tidak seharusnya berlamaâlama di rumahmu. Aku akan mengemasi barangâbarangku dengan Jodi dan pergi sebentar lagi,â balas Tasya. Dia tidak bodoh.
Seperti yang dia duga, Elan terlihat panik. Dia langsung mengencangkan lengannya di sekelilingnya dan memerintahkan, âJangan pergi.â
Keangkuhan di mata Tasya meningkat saat dia mendengarnya. âLalu siapa yang salah sekarang?â dia bertanya.
âAku yang salah.â Elan mengaku jujur.
Tibaâtiba, Tasya merasa kasihan padanya. âBaiklah. Aku memaafkanmu dan aku tidak akan meminta pertanggung jawabanmu.â
âBenarkah?â Setelah mengatakan itu, Elan dengan cepat menutup bibir merahnya dengan ciuman yang lama dan dalam yang membuat Tasya tidak bisa menolak. Pada akhirnya, dia tenggelam dalam ciuman itu.
Elan adalah pria yang hebat dalam hal seperti itu. Meskipun saat ini dia menguasai Tasya, Tasya tetap rela menjadi mangsanya dan bahkan menikmatinya.
Ciuman itu membuat keduanya terengahâengah. Dengan mata berkacaâkaca, Tasya mendorongnya menjauh sambil berkata, âBerhenti mainâmain.â
âAku tahu kamu juga menginginkannya.â Mata Elan yang dalam dipenuhi dengan penderitaan dan pengekangan.
Tasya tahu baliwa tidak ada yang bisa dia sembunyikan dari Elan. Dia memang menikmati waktu intim dengannya, tetapi dia juga trauma.
âAku mau masak untuk makan malam. Anggap saja ini sebagai tanda terima kasih atas masakan yang kamu masak untuk Jodi tadi siang,â kata Tasya bersyukur.
âTapi tidak berhasil,â jawab Elan frustasi.
âTidak apaâapa. Faktanya, kamu sudah berusaha keras dan aku sangat menghargai itu.â Tasya tersenyum dan menambahkan, âIni anugrah untuk Jodi.â
Setelah mendengar itu, Elan menundukkan kepalanya dan menciumnya di antara alisnya, lalu menyentuh hidung Tasya dengan ujung hidungnya âApa perlu mengucapkan terima kasih di antara kita?â tanya Elan.
Saat Tasya memalingkan wajahnya ke samping untuk menggelengkan kepalanya, bibir Elan jatuh di pipinya. Sebagai gantinya, Tasya dengan cepat menangkupkan wajahnya dan mencium pipinya seolahâolah ingin menghibur pria yang hanya bisa membatasi dirinya dengan menciumnya.
âBaiklah, sekarang waktunya aku memasak,â kata Tasya. Kemudian dia bangkit dan pergi, sementara Elan masih terbaring di tempat tidur sambil menghela napas. Rasa panas dan gairah yang telah menyebar di seluruh tubuhnya yang ramping dan kekar tidak bisa dilepaskan.
Elsa membayar semua pengeluaran mereka saat Helen menemani Elsa berbelanja. Elsa bukan orang yang murah hati, jadi Helen bisa merasakan bahwa wanita itu sedikit kesal.
Dalam perjalanan pulang, Elsa menoleh dan bertanya dengan ragu, âHelen, aku mau menemui pacarku malam ini. Apa kamu mau pulang sekarang?â
Helen melengkungkan senyum dan menjawab, âTentu. Turunkan saja aku di sini. Aku akan naik taksi nanti.â
âMaal. Lain kali aku akan mentraktirmu makan malam,â Elsa meminta maaf. Dia telah menghabiskan lebih dari dua puluh juta dan bahkan membayar tas yang dipilih Helen hari ini.
Tidak apaâapa. Sampai jumpa lagiâ Untuk saat ini, Ilelen tidak ingin kehilangan Elsa sebagai temannya.
Saat dia melihat mobil Elsa pergi, marallelen memancarkan cjckan. Jika Elsa tahu bahwa Helen Iclal kehilangan segalanya, Els pasti tidak akan sabar menghadapinya.
Ejekan di matanya berubah menjadi jahat. Helen mengeluarkan ponselnya dan menelepon nomor Romi.
âHalo? Nona Helen?â Romi sedikit terkejut ketika Helen meneleponnya.
âMaaf, Apa aku mengganggumu?â Helen bertanya dengan polos.
âOh, tidak sama sekali. Ada apa?â balas Romi.
âBegini, besok aku ada wawancara di sebuah perusahaan dan aku ingin meminta saran profesional tentang keuangan,â jelas Helen.
Next Chapter