Bab 416
Ruang Untukmu
Ruang Untukmu Bab 416 âKamu sudah bangun!â Elan mengenakan celemek, memberikan kesan seorang bapak rumah tangga.
Tasya berjalan ke arahnya dan mendapati bahwa sarapan yang nikmat telah disajikan di atas meja.
Elan, di sisi lain, sedang mengutakâauk mesin kopi.
âDuduklah. Sarapan akan segera siap.â Selagi berbicara, Elan memeriksa waktu.
Sambil memperhatikan punggung Elan, Tasya tibaâtiba memiliki keinginan kuat untuk memeluk pria itu.
Dengan pemikiran itu dalam kepalanya, dia tibaâtiba menghampiri Elan, mengulurkan tangannya, dan memeluk pria itu dari belakang.
Elan sedikit terkejut, namun dia tidak kaku. Itu hanya kejutan yang menyenangkan baginya. Matanya melengkung membentuk bulan sabit, dan sudut bibirnya sedikit terangkat.
Seperti itu, Tasya memeluknya sebentar, menikmati kehangatan Elan di pagi hari.
âTerima kasih atas semua yang telah kamu lakukan untukku.â Tasya menekan punggungnya yang kokoh dan berucap dengan penuh syukur dari lubuk hatinya.
Sementara itu, Elan mengambil kesempatan itu dan mengulurkan tangan untuk menggenggam tangannya. Dia berbalik, seolahâolah takut Tasya akan menarik diri begitu dia menghadap ke arahnya.
Lengan Tasya tetap di pinggangnya sementara tangannya diletakkan dengan ringan di bahunya.
Setelah keduanya melakukan kontak mata, Tasya menundukkan kepalanya dengan maluâmalu.
âBagiku, ini masih jauh dari cukup. Selama kamu memberiku kesempatan, aku bisa berbuat lebih banyak untukmu,â Elan berkata dengan suara bariton sambil mengulurkan tangan dan membelai rambut Tasya. âMaukah kamu memberiku kesempatan untuk melakukannya?â
Sebagai tanggapan, Tasya melemparkan dirinya ke dalam pelukan Elan. Tatapan lembut pria itu membuatnya kewalahan.
âAku sudah berada di sisimu. Apa kamu masih takui tidak memiliki cukup kesempatan imtuk memanjakanku?â Tasya mendongakkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum.
Elan mencium rambutnya dan menjawab, âTunggu sebentar. Aku akan membuatkan sarapan untukmu dan Jodi.â
âAku sangat senang Jodi dan aku bisa menikmati suapan yang sudah kamu persiapkan!â
Mengambil secangkir kopi, dia duduk didepan jendela besar, menunggu sarapan Koki Elan.
Sepuluh menit kemudian, Elan datang dengan dua ping sarapan besar. Itu adalah makanan bergizi seimbang dan aromanya sangat harum. Bahkan penataan makanannya pun estelis.
Tasya dengan cepat menikmati makanannya. Dengan Elan di sini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
âBesok nenekku akan mengadakan perjamuan untuk menjamu beberapa tamu, apakah kamu mau datang?â Elan bertanya dengan hatiâhati.
Sejak insiden dengan Rully terakhir kali, dia sedikit khawatir Tasya akan keberatan pergi ke Kediaman Prapanca.
Setelah merenung sebentar, Tasya mengangguk. âTentu! Aku akan datang.â
Mendengar itu, Elan menghela napas lega. Syukurlah dia bersedia pergi.
Sementara itu, di sebuah rumah mewah di dalam kota, Alanna duduk di sofa dengan wajah cemberut, memikirkan rencananya selanjutnya. Setelah diinterupsi oleh Tasya terakhir kali, kesan baiknya di hadapan Elan benarâbenar hancur.
Lukas menelepon untuk mengatakan bahwa kini Elan sangat marah, dan pria itu tidak ingin melihatnya lagi.
Tasyaâlah penjahatnya. Jika dia tidak muncul, Alanna akan berhasil malam itu.
âTasya, kamu wanita jahat!â Tepat di saat itu, Alanna melihat berita. Garaâgara plagiatnya, Elan membuat sebuah perusahaan perhiasan bangkrut demi Tasya dan bahkan menjebloskan dua orang desainer ke penjara.
Kini, Alanna harus membangun kembali kesan baiknya di hadapan Elan agar ketika dia melahirkan anak pria itu, Elan akan memperlakukan anak tersebut seperti anaknya sendiri.
Apa yang bisa dia lakukan sekarang? Dia bahkan tidak bisa menghubungi ayah angkatnya.
Saat itu, seorang bawahan buruâburu masuk dari luar untuk menyerahkan sebuah surat kepadanya.
âNona Alanna, Pak Rully mengirimkan ini dari penjara. Cepat dan lihatlah.â
Alanna mengambilnya dan segera merobeknya untuk memeriksa surat itu, hanya untuk membaca beberapa kata yang mengandung makna samar dari Rully.
âAlanna, tampaknya situasinya tidak mendukungku. Aku ingin kamu menjalankan rencana terakhir sesegera mungkin. Mengenai rencana yang kita diskusikan sebelumnya, lakukan saja dengan berani tanpa raguâragu.â
Jantung Alanna berdegup kencang saat membaca kataâkata itu. Rencana terakhir yang ayah angkalnya sebutkan adalah agar dia mengandung anak Elan dan membunuh Elan sebelun anak itu lahir. Dengan begitu, anak itu akan dikirim ke Keluarga Prapanca dan menjadi satuâsatunya ahli waris mereka, Ini adalah cara tercepat untuk mendapatkan aset Keluarga Prapanca keluarga Prapanca hanya memiliki beberapa kandidat untuk ahili waris mereka, dan Elan adalah satuâsatunya putra langsung keluarga itu. Karena dia belum memiliki anak, siapa pun yang melahirkan anaknya akan dianggap sebagai harta karun.
Alanna memegang surat itu dan menggenggamnya eratâerat dengan kukunya yang indah. Apakah ayah angkatnya sudah berada dalam kondisi kritis?
Next Chapter