Back
/ 239
Chapter 64

Bab 65

Empat bayi Kembar Kesayangan Ayah Misterius

Bab 65 -Asta, saya paling benci jika ada yang menguji Sya.Pertahanan yang tersirat di mata Samara semakin kental : Daripada membuang waktu menyelidikiku, lebih baik waktu itu dihabiskan untuk Samantha.”

Orang yang membantu Samantha, bahkan jika orang itu adalah Asta, akan tetap menjadi musuhnya.

Samara ingin bangkit dari pangkuan Asia, ingin segera lepas dari gaya yang memalukan ini.

Dia begitu dekat dengannya.

Terpisah oleh busana yang dikenakan mereka, suhu panas membara dari tubuh pria itu mengalir terang-

terangan padanya, dia tidak sanggup mengacuhkannya.

Baru saja bergerak sedikit, pria berkata dengan suara parau.

“Jangan sembarang bergerak.

Gerakan ini, seperti lelalu menggerakkan apa yang seharusnya tidak digerakkan.

Samara tidak takut pada Asta, hanya saja pengalaman sentuhan asing ini membuatnya merasa malu, segira naluri tidak berani memberontak lagi.

-Siapa yang bilang ya sekutu Samantha?

Apa saya terlihat seperti wanita yang mudah ditipu?” bibir Samara cemberul. “Secara terang terangan masuk ke kediaman Costan, kamu bukan ordingnya?

Bukankah kamu juga terang-terangan masuk?

“Sayu.”

humu tidak suka dia datang lalo kali Samanthu tidak diperbolehkan memasuki pintu kediaman Costan langkahpun”

Vala lenyinar penuh rahasia telapi Samuru m an pria itu serius dengan ucapannya rady dengan latapun pentiini, Samara tidak mampu membantah wanannya sedikitpun Samara, kamu boleh tidak percaya pada dunia ini, tetapi kamu buleh inencoba memercayaiku Dulu dia poti urung teduh yang iklak tahu cara mlindummi diri sendiri. dicelaluai umpal terluka-luka.

Dilecehkan, diperalat, kehilangan kesucian, dibakar, kehilangan anak…dan semua ini dilakukan oleh orang terdekat yang paling dipercayainya.

Percaya.

Kata yang sederhana, bagi Samata yang sekarang, mungkin merupakan hal yang seumur hidup ini tidak akan bisa dilakukannya.

“Asta.”

“Ya.”

“Maaf, selain diri sendiri, saya tidak percaya pada siapapun.”

Mata tajam Asta menyipit, melihat jelas penderitaan dan kesedihan di dalam mata wanita ini.

Dia tidak bercerita sedikitpun tentang masa lalunya, tetapi Asta dapat melihat kerapuhan dibalik kekeras-

kepalaan Samara.

Dia tidak menangis.

Tetapi Asta bisa merasakan hatinya yang berdarah.

“Maaf.

Asta melepaskan Samara dari pelukannya, lalu bangkit dari sofa.

Dia terlalu terbuju-buru.

Terlalu ingin dia berada disisinya, tetapi tidak pernah memikiran beban apa yang ditanggungnya.

Mengenai Samara, Asia hanya bisa pelan-pelan melakukan perencanaan.

Asta pergi.

Samara memandang sosok pria itu berjalan menjauh, jemarinya mengepal ketai.

Sisi realistisnya memberitahunya jangan memercayai Asta.

Tetapie Kata “Maaf yang diucapkan Asta sewaktu pergi, membuat hatinya berdebar keras.

Keluarga Gandhi Samara memenuhi janji melakukan akupunktur untuk firman Sesampai di kamar lirman, Samara menemukan di dalam kamar yang luas itu hanya ada Firman dan Jonas Walaupun Firman masih terbaring di ranjang, tetapi kondisinya membaik cukup banyak dibanding sebelumnya.

“Tuan Mirman.”

“Samara, kamu adalah penolongku.” Wajah tua firman penuh senyuman: “Saya mempunyai pemintaan yang agak keterlaluan, Jonas hanya lebih tua sedikit darimu, kamu jangan memanggilku Tuan Firman atau Tuan Besar lagi.

Kamu ikut dia memanggilku kakek saja, ya?”

Permintaan ini tidak termasuk keterlaluan.

Samara tidak memiliki alasan untuk menolak, akhirnya mengangguk setuju.

“Kakek Firman Firman tertawa girang “Bagus, bagus sekali.”

Samara menyapa lonas dengan menganggukkan kepala, lalu mulai memeriksa kondisi nadi pria tua itu, dan menancapkan beberapa jarum pada beberapa titik di tubuhnya Selama proses pemnyembuhan berlangsung, lalapan Jonas Tidak pernah lepas dari Samara, maid yang tersembunyi dibalik lensa kanamala berpinggiran emas bersinar terang, Perhatian Samara terfokus pada proses penusukan jarum Perhatian Jonas terfokus pada seseorang.

Dan perhatian lirman terfokus pada kedua orang itu.

Firman sangat mengagumi kemampuan dan kepribadian Samara, tetapi dia takut cucunya tidak suka dengan penampilan Samara.

Tetapi Melihat cucunya menatap Samara sampai terlena seperti ini, jelas-jelas sudah terpikal Bagus longs menyukainya Selesai melakukan akupunktur, Samana menyimpan jarum ineira “Kakek Firman, racun di dalam tubuhmu sudah hampir bersih tuntas. Tetapi obat yang kuberikan harus tetap diminum, obat ini berguna untuk pemulihan kesehatanmu.”

“Baik.”

“Jika tidak ada hal lain lagi, saya pamit.”

Firman berdeham, mata tuanya menatap Jonas yang berada disampingnya: “Jonas, mengapa bengong?

Wakili kakek mentraktir Samara.”

Samara menggerakkan bibirnya bermaksud menolak.

Jonas sudah membuka suara berkata: “Nona Samara, jangan menolak niat baik kakek dan saya. *

Samara menatap kakek-Cucu itu sebentar, tahu bahwa menolak permintaan ini sedikit keterlaluan.

“Kalau begitu sudah merepotkan.”

Jonas tidak menahan Samara untuk makan di kediaman Gandhi, melainkan membawanya ke sebuah restoran barat yang mewah milik keluarga Gandhi.

Ketika Janas dan Samara tiba di restoran tersebut, wajah manajer restoran terlihat heran melihat penampilan Samara.

Walaupun Jonas masih belum mewarisi tampuk kekuasaan keluarga Gandhi, tetapi tetaplah bukan orang awam.

Penampilan wanita ini tidakkah terlalu lusuh?

Mungkin karena terlalu kaget, sehingga tatapan menilai manajer restoran tak berkedip menatap wajah yang penuh bintik-bintik ilu.

Tidak masalah bagi Saniara.

Dia sudah terbiasa, tidak peduli dengan tatapan orang lain.

Berbeda dengan Jonas.

Dia menggunakan badannya menghalangi pandangan manajer Itu, mata dibalik kacamata mejnberi peringalan, Yeperti berkata, Minggir

Share This Chapter