Bab 137
Empat bayi Kembar Kesayangan Ayah Misterius
Bab 137 Bella membeku oleh tatapan Peter.
Tapi dia masih saja belum putus asa dan bertanya: âBukankah kamu bilang padaku bahwa Samara menggodamu, mencuri hasil riseimu, habis manis sepah dibuang, lalu jatuh ke pelukan pria lain!â
Semua orang menatap Samara lalu beralih menatap Peter Mata Peter dingin, seraya berkata: âSaya tidak pernah berkata seperti ini.â
âPeter, kamu membohongiku!â Darah yang mengalir dari pergelangan kakinya semakin banyak, dia tidak peduli: âJelas-jelas kamu pernah mengucapkan hal ini padaku!â
âTidak pernah.â
Peter terdiam sebentar lalu mengalihkan pembicaraan.
âLagipula beberapa tahun lalu, orang yang menggodaku, mencuri hasil risetku dan setelah memperalatku langsung membuangku, dan jatuh ke pelukan pria lain adalah kamu, Bella, kamu masih punya muka menuduh orang lain!â
Dendam dan benci di antara Peter dan Bella.
Meskipun waktu itu kejadian ini ditekan keluarga Kusma dengan segepok uang, tapi kabar burung tetap saja sempat tersebar.
Sekarang kejadian lama ini kembali diungkit, orang-orang segera mengenali pria ini adalah Peter, Dosen Medis berbakat yang dulu dicelakai Bella sampai jatuh pamornya.
âPeter, saya sudah memberimu 50 miliar, kamu malah melakukan semua ini terhadapku!
Demi menjatuhkan Samara, terus menerus menyuap Peter, mengorek informasi tentang Samara darinya.
Peter tertawa, seperti mendengar lelucon yang lucu: âBella, kamu berhutang saya lebih dari 50 miliarâ
Pergelangan kaki Bella sangat sakit, tapi dia tetap menaruh harapan bisa melakukan skakmat terakhir Tapi sekarangâ¦
Samara tidak terluka sama sekali, malah dia yang terkena sial.
Saat itu juga, dia jatuh lemas di lantai, rambutnya acak-acakan, seperti wanita judes berpendidikan rendah.
Kakek Gandhi tidak tahan dengan semua ini lagi, berkata capek: âMelihat hubungan baikku dengan kakekmu, hari ini saya menyudahi semua ini, tapi saya tidak ingin berjumpa denganmu lagi.
Andrian, cari seseorang, usir wanita ini keluar dari sini!â
Andrian mengangguk.
Bella digotong oleh dua pria kekar, saat digotong dia berteriak galak.
âSamara, kamu akan menerima konsekuensi yang buruk!â
âKamu pasti akan disambar petir!â
Samara mendengar dengan tanpa emosi, sesekali meneguk anggur lezat di tangannya.
Hukum tabur tuai, siapa yang bisa lolos darinya Ketika Bella melakukan perbuatan buruknya, sudah seharusnya dia memikirkan konsekuensi, suatu ketika akan menerima akibatnya.
Jonas melirik Samara: âKamu baik-baik saja?â
âBaik-baik saja,â Sama melebarkan mulutnya, mata bulatnya menyipit membentuk bulat sabit, âSedikit kesalahpahaman, hanyalah hal yang sepele.â
âBaguslah.â
Saat ini, di pojok aula pesta, sesosok pria berpenampilan menonjol berdiri diam disana.
Saat Asta memasuki aula pesta itu, mata tajamnya selalu tertuju pada sosok berpakaian perak itu.
Dia baru pulang dari negara Ordine.
Sewaktu turun dari pesawat sembari menghidupkan ponsel, langsung menerima pesan tak lerhitung banyaknya dari Javier.
Mulanya hanya pesan teks, sampai akhirnya menerima sebuah foto punggung Samara.
LIICI Kelihatannya, bocah ini diam-diam memotret ketika Samara tidak memperhatikan.
Dari foto tersebut, dapat melihat dengan jelas desain gaun tersebut memamerkan tulang belikat dan leher rampingnya yang indah.
Rok bermodel ekor ikan, membuat lekukan pantatnya yang anggun semakin menggoda.
Saat itu jugaâ
Hati Asta berdenyut keras.
Merasa mangsa yang ditargetkannyaâ¦juga ditargetkan orang lain.
1 Õ´ Dia langsung memerintah Wilson mengecek keberadaan Samara, dan mendapatkan undangan pesta ulang tahun Firman Gandhi.
Tidak menyangka baru saja tiba, langsung menyaksikan momen mematikan dari Samara.
Dia khawatir wanita ini akan ditindas oleh wanita lain di pesta ulang tahun, tidak menyangka dia mampu membalas dengan serangan telak, dengan sangat sempurna.
Pantas menjadi wanita idamannya.
Wanita ini benar-benar harta tak ternilai, benar-benar tidak membosankan.
Terutama perpisahan kali ini.
Dia sangat merindukannya,