Bab 514
Antara Dendam dan Penyesalan
Bab 514
Dalam beberapa hari terakhir, suasana hati Lian terlihat baik, bahkan dia yang biasanya tidak pernah merawat kulitnya pun mulai menggunakan masker wajah. Bisa dibayangkan betapa pentingnya Lewis untuk wanita ini.
Lian benarâbenar menantikan hari ini tiba, perasaannya amat berbungaâbunga bercampur gugup.
âNyonya, saya terlalu jelek nggak kalau pakai baju ini? Dia baru pulang dari luar negeri, kiraâkira dia bakal menganggap saya kampungan nggak ya?â
Selena sebenarnya ingin memberikan pakaiannya padanya, pakaian miliknya yang paling murah pun harganya masih ratusan juta.
Berhubung Lian memiliki tujuan untuk menjalin hubungan yang serius. Selena berharap Lian menunjukkan sisi aslinya agar hubungan mereka tidak tercampur dengan faktor lain.
âNggak kok, kalau perasaannya tulus, kamu pakai karung goni pun dia bakal tetap melihat kamu cantik. Jadi, kamu percaya diri saja pergi jemput dia ke bandara, jangan mikir macamâmacam.â
Lian menatap Selena yang duduk di sebelahnya dengan mengenakan gaun putih sederhana, rambut yang diikat rapih, tanpa memakai perhiasan dan riasan wajah sama sekali. Penampilannya terlihat sangat anggun dan sederhana.
âBaiklah, saya ikuti saran Nyonya. Saya bakal berusaha tenang, toh dia cuma pria biasa.â
Lian berbicara sendiri. Namun, dia tak bisa menghilangkan rasa gugupnya. âMasalahnya, dia tetap seorang Lewis! Aku sudah menyukainya selama bertahunâtahun, aku masih sering mengenang pertemuan pertama kami sampai sekarang
Sambil memegangi dahinya, Selena menghela napas. âSudah nggak ada harapan lagi.â
Sepanjang perjalanan, Llan terus berbicara dan menceritakan betapa hebat dan tampannya Lewis dulu.
Selena merasa Lian seharusnya sudah bisa menulis novel roman picisan sendiri..
Saat mobil berhenti di garasi bawah sebuah rumah kuno. Lian berhenti membicarakan Lewis. âNyonya, Anda yakin, nggak mau saya temani?â
âNggak usah, sana kencan dulu sama Kak Lewisâmu itu. Manfaatkan kesempatan ini dengan baik ya. semangat!â
Selena turun dari mobil setelah meminta sopirnya untuk mengisi bensin, lalu naik lift bersama pengawalnya.
Ketika masuk, dia berdiri di sudut belakang dengan empat pengawal di depannya. Bahkan, bayangannya pun tidak terlihat. Tak akan ada yang mengenalinya.
Posisi Selena juga ditempatkan di ruangan pribadi yang baik untuk menghindari pandangan orang lain.. dia hanya perlu menunggu dengan tenang sampai telang barang antik dimulai.
Saat dia baru saja duduk, Kepala Pengawal Nolan mengetuk pintu untuk mengganti teh dan kue yang disiapkan di ruangan itu dengan kue yang mereka bawa khusus dari rumah.
âNyonya, makan ini saja ya.â
Selena menganggukkan setuju. Orang ini telah menemaninya selama 6 bulan, dia jarang terlihat, sangat pendiam, tetapi sangat teliti dalam melakukan pekerjaan..
âTerima kasih.â
âNyonya nggak perlu sungkan, saya akan menunggu di luar pintu. Kalau ada perlu silakan panggil saya kapan saja.â
Meskipun sosoknya besar dan badannya setingginya 190 cm, dia menutup pintu dengan sangat pelan, tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
Selena menenggak air hangatnya sambil memperhatikan orangâorang di lantai bawah dengan bosan. Hari ini cukup ramai, orangâorang yang datang pun beragam.
Selain barang antik, terdapat beberapa koleksi yang belum pernah dipamerkan.
Barangâbarang berharga ini belum pernah diperkenalkan sebelumnya, oleh sebab itu banyak para kolektor yang hadir karena penasaran.
Sebelum acara dimulai, Selena mendengar suara perselisihan di luar. âSaya ingin ruangan ink Sebut saja harganya biar kalian mau keluar!â
Nolan menjawab tenang. âMaaf, nggak bisa.â
âNggak bisa? Saya nggak sudi bicara sama orang rendahan sepertimu, biarkan saya bicara sama orang di dalam. Anda tahu siapa majikan saya?â
âKalau saya bilang nggak bisa, ya nggak bisa. Kalaupun majikan Anda anak Dewa, saya tetap bakalan bilang hal yang sama.â
âPlak!â
Terdengar suara tamparan, diikuti dengan teriakan sombong seorang perempuan. âSekarang bisa, âkan? Dasar berengsek!â
âCepat buka pintunya, jangan buangâbuang waktu saya.â